Sumber: https://www.facebook.com |
“Orang-orangan Sawah pun Masih Tergerak”
Berkulit, berdaging, berurat dan berdarah
Tapi tak berperasaan.
Otot kawat berurat besi, konon dalam cerita.
Berhati singa bermental baja, tamsilan kepahlawanan.
Entah apa yang patut dilekatkan kepada tuan.
Tapi tak berperasaan.
Otot kawat berurat besi, konon dalam cerita.
Berhati singa bermental baja, tamsilan kepahlawanan.
Entah apa yang patut dilekatkan kepada tuan.
Angin dingin tak membuatmu menggigil.
Hembusan panas tak menjadikanmu berkeringat.
Tuan memang kebal bahkan kebas !
Kebal rasa, kebas karsa.
Teriakan penderitaan tak membuatmu tersentuh
Percikan darah kezhaliman tak membuatmu terenyuh
Pemandangan pengungsian, pengusiran bahkan pembunuhan, bagimu bagaikan tontonan.
Tuan tetap menari, berjoged, berpesta dan berpose dengan senyuman kepolosan berbalut kedunguan.
Entah tuan diperalat atau memperalat ?!
Entah bodoh atau membodohi ?!
Taburan bintang di sekitar tuan, berpacu memperlihatkan taring bersimbah darah.
Lipatan Sarung yang mendampingi tuan, malah melilit terhalang langkah.
Dua wajah tak bersahabat dan tak seharakat.
Wajah bengis dan paras sayu menjadi tameng sikap tak bermartabat.
Tuan bagaikan nyamuk penghisap darah.
Tiupanmu membuai, belalaimu menusuk, suaramu membelai, darah korbanmu terhisap namun tak meninggalkan luka membekas.
Tuan memang istimewa.
Bagaikan tercipta dari bahan yang berbeda.
Tak bisa tergoncang oleh badai derita.
Bahkan sekalipun negeri ini luluh binasa,
Tetap tak akan membuat tuan berduka.
Tuan tak tergoyang oleh pekikan anak yang dibantai tanpa dosa.
Padahal orang-orangan sawah bisa bergetar karena tiupan angin basah yang menerpa.
______________________________
Disalin dari: Facebook Buya Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa
Tanggal: 07 Oktober 2019