Sumber: https://www.facebook.com |
“Dikira Tali Untuk Ayunan Rupanya Penjerat Leher Gantungan Diri”
Ada manusia yang baru merasa ditegur apabila dihalangi mendapatkan
kebahagiaan materil dan merasa dihukum apabila dirampas darinya
kenikmatan duniawi.
Alangkah malangnya manusia seperti itu karena dia sedang “takicueh di nan tarang” atau tertipu mentah-mentah.
Alangkah malangnya manusia seperti itu karena dia sedang “takicueh di nan tarang” atau tertipu mentah-mentah.
Dia tidak menyadari bahwa ada teguran dan hukuman yang lebih dahsyat dari itu, yaitu;
“keengganan hati untuk taat kepada Allah swt dan terhambatnya diri untuk meraih keutamaan di akhirat”.
Wahai Umat Islam !!!
Dari pernyataan di atas, ada suatu pertanyaan penting yang perlu menjadi renungan kita bersama.
“Siapakah yang merasa ditegur dan dihukum dengan keterjauhan dari kataatan kepada Allah swt sedangkan di sisi lain dia bergelimang kebahagiaan duniawi ???”.
Coba tadabburi* firman Allah swt berikut ini:
{لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ} [196]
{مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۚ وَبِئْسَ الْمِهَادُ} [197]
“( 196 ) Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri.
( 197 ) Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya”. (QS. Ali ‘Imran 3 : 196-197)
__________________________
Disalin dari: Facebook Buya Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa
Tanggal: 06 Oktober 2019
___________________________
التأمل في الألفاظ للوصول إلى معانيها
“Merenungkan lafal-lafal untuk sampai kepada kandungan-kandungan maknanya”
Dengan demikian, orang yang bertadabbur adalah orang yang memperhatikan suatu perkara secara berulang-ulang atau dari berbagai sisi. Lihat lebih lanjut disini.