Sumber: https://www.facebook.com |
“Tak Ada Gunanya Sanjungan Manusia Dengan Mengundang Kutukan Allah SWT”
Menyingkirkan pertimbangan mayoritas dan minoritas dalam kehidupn
bersama, merupakan pengingkaran terhadap fakta dan membuka peluang untuk
terjadinya tirani minoritas.
Walaupun demikian, konsep berfikir
seperti itu sedang merasuki fikiran dan jiwa para penguasa negeri ini
sehingga dalam majelis yang dihadiri mayoritas muslim, non muslim
ditunjuk sebagai pembaca do’a demi sanjungan toleransi.
Ayat Al-Qur’an yang melarang muslim berdo’a dengan menyeru tuhan lain selain Allah swt, diabaikan saja.
Fatwa ulama yang mengharamkan do’a bersama dipandang tidak ada saja.
Tahukan tuan-tuan bahwa berdo’a itu adalah ibadah bahkan “otaknya
ibadah”. Jadi, memaksa umat mayoritas dipimpin beribadah oleh minoritas,
bukanlah merawat kebinekaan apalagi memperkuat toleransi.
Itu malah meruntuhkan dan memporakporandakan kebersamaan yang telah terbangun selama ini !!!
Dengan peristiwa seperti itu, semakin terbuka siapa tuan-tuan sebenarnya:
“Capek kaki tuan, ruponyo panaruang, ringan tangan tuan, tanyato pamacah”.
Silahkan tuan pancing terus kemarahan umat sampai pada titik puncaknya, tuan sendiri yang digulung oleh amukannya !!!
___________________________________
Disalin dari: Facebook Buya Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa
Tanggal: 05 Oktober 2019