Zulfan Afdilla | Yesus bukan Isa? - Seorang profesor bahasa Arab di Ohio State University dan spesialis dalam bahasa-bahasa Arab pra-Islam Ahmad Al-Jallad, menyajikan hasil yang menarik dari misi epigrafisnya pada tahun 2019 di Wadi al-Khudari di Yordania timur laut. Ia mensurvey prasasti-prasati kuno Arab di wilayah tersebut.
Lokasi penemuan dan penyebaran prasasti-prasasti ini menunjukkan rute dan lokasi sementara yang digunakan suku-suku Arab ketika berburu hewan liar dan menggembalakan ternak dan unta mereka.
Setiap prasasti tersebut merupakan sumber informasi sejarah dan budaya yang berharga, tetapi salah satu di antaranya benar-benar luar biasa, karena mendokumentasikan penetrasi awal agama Kristen di Arab. Kemungkinan berasal dari abad keempat, prasasti ini menyebut nama Yesus-dengan nama yang sama dengan nama Yesus yang ada di dalam Al-Quran.
Sebuah prasasti Arab Kuno dengan bertulisan Safaitic (tulisan arab kuno dari as-safa) yang ditemukan kali ini menjadi saksi paling awal dari Kekristenan Arab. Prasasti Yesus dari Wadi al-Khudari merupakan prasasti peringatan, yang berarti bahwa prasasti ini memperingati orang yang telah meninggal.
Prasasti ini terdiri dari tiga bagian: Pertama-tama, prasasti ini memberikan nama dan silsilah si pembuat prasasti (Wahb-El), kemudian menambahkan peringatan tentang pamannya yang telah meninggal, dan akhirnya diakhiri dengan sebuah doa religius yang unik - Isay (Isa), yang sesuai dengan nama yang diberikan kepada Yesus dalam Al-Quran dimana berbunyi: "Wahai Isa ('sy), tolonglah dia terhadap orang-orang yang mendustakanmu." Tidak diragukan lagi bahwa penulisnya (dan mungkin juga pamannya) adalah seorang Kristen.
Menarik bahwa Kriten Arab di kawasan sekitar menamai Yesus dengan Isa yang kemungkinan akibat dari korespondensi bunyi bahasa-bahasa semitik.
Perlu dipahami bahwa temuan prasarti ini berada di Wadi Al-Khudari, Jordan. Kawasan yang jauh dari Hijaz apalagi Mekkah dan Madinah. Namun di area sekitar dimasa Nabi memang terkenal dengan kawasan kristen seperti Kristen Ghassan dan Kristen Hira.