Gambar: Wiki edunitas
Mandailing Bukan Batak.
***********************
FB Sorik Marapi News - Adanya bukti sejarah dengan serangan Rajendra Cola dari India tahun 1023 M, antara lain ke Panai, Sumatera Timur,,, menunjukkan suatu ekspedisi militer untuk menaklukkan kerajaan di satu wilayah.
*
Bila menyelusuri jejak kerajaan Mandailing tidak bisa lepas dari kerajaan yang menguasai daerah lain, dimulai dari Portibi Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara sekarang,,, sampai ke daerah Pidoli di Panyabungan.
*
Berbarengan dengan itu muncullah sebutan Mandala Holing (pemukinan keling) cikal bakal dari Mandailing. Bertolak dari tahun 1023 sejak Mandala Holing dikenal di Pidoli, berarti Mandailing sudah berusia 999 tahun dan pada 2023 nanti genap 1000 tahun. Sesuatu yang luar biasa,,,! Mandailing jauh lebih tua ratusan tahun dari daerah lain di kawasan ini.
*
Ketika itu pusat kerajaan terletak di Portibi Padang Lawas Utara, didasari adanya bukti² Candi² purba. Dengan serangan pasukan Majapahit karena melihat kerajaan Mandailing menjadi besar kemudian pusat pemerintahan kerajaan tersebut dipindahkan ke Piu di daerah Mandailing (dekat kota Panyabungan yang sekarang).
*
Ini dibuktikan pada masa silam di daerah Pidoli ini terdapat juga Candi² purba. Reruntuhan Candi² masih membekas di beberapa tempat seperti di Saba Biaro Pidoli dan Simangambat. Pidoli terletak di Panyabungan dan Simangambat di Kecamatan Siabu.
*
Dalam sebuah surat uang dikenal Surat Tumbago Holing berdasarkan informasi masyarakat memang ada, tetapi belum diketahui orang. Namun ada yang menafsirkan Surat Tumbago Holing ini, ialah surat Emas dari bangsa Keling,,, suatu surat yang isinya mengajarkan kebaikan kepada masyarakat di tempat itu zaman dahulu kala, sedangkan dari agama Hindu merupakan surat perjanjian yang berbentuk undang²,,, untuk dihayati yang bersumber dari buku kepercayaan mereka.
*
Dapat ditafsirkan Surat Tumbaga Holing adalah berisi peradaban, ajaran kebaikan dan sejenisnya. Tidak dapat dipungkiri, Mandailing yang sudah maju di zamannya, telah terjadi asimilasi antara penduduk asli dengan penduduk pendatang sehingga muncul marga² seperti marga Lubis, Nasution, Pulungan, Rangkuti, Batubara, Matondang, dan lainnya adalah sama sekali bukan lagi orang asli dari kerajaan Mandailing seperti yang diceritakan di atas.
*
Menurut Bapak Antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat, ada beberapa elemen pokok yang harus dicermati dalam menentukan hubungan antar etnik atau suatu suku bangsa, antara lain: bahasa, adat istiadat, sistim kemasyarakatan, dan lain². Akomodasi , asimilasi , akulturasi dan integrasi merupakan proses-proses sosial yang perlu diperhatikan dalam rangka studi hubungan antar suku-bangsa.
*
Memang ada beberapa kesamaan budaya Manda-iling dengan budaya etnis lainnya, seperti adanya akar budaya Dalihan Na Tolu, Ulos, aksara atau tulisan yang hampir sama, bahasa yang mirip, sapaan kata² dan banyak lagi persamaan lainnya.
*
Namun usia Mandailing yang memasuki 1000 tahun tidak mungkin mengadopsi tatanan budaya generasi di bawahnya. Kemandirian Mandailing sebagai suatu bangsa, tentulah tidak ada sangkut pautnya dengan etnis lain.
*
Seperti selama ini sengaja dikait-kaitkan dengan etnis lain, lebih mengarah kepada pembohongan publik,,,? Pada kenyataannya Mandailing yang memiliki fakta sejarah, yaa,,, Mandailing. Buku rujukan Empu Prapanca diurai di atas telah diakui badan dunia UNESCO.
Dikutip dari catatan:
Ali Sati Nasution
dalam rencana penerbitan buku "KLAN NASUTION IBARAT BAHTERA NABI NUH, SARAT MUATAN".