Gambar: selasar |
FB Gaj Ahmada - Munculnya Kerajaan Melayu Besar di pulau Sumatera setelah runtuhnya kerajaan Sriwijaya oleh serangan Rajendra Chola I (the Chola raja Coromandel) pada tahun 1025 M.
Dharmasraya adalah ibu kota dan juga nama kerajaan Buddha abad ke-11 berdasarkan sistem sungai Batanghari di Sumatera Barat dan Jambi modern, di pulau Sumatera, Indonesia. Kerajaan itu sendiri dapat diidentifikasi dengan nama ibu kotanya Dharmasraya atau dengan nama Bhumi Malayu atau Suvarnnabhumi menurut prasasti Padang Roco. Penyebutan nama Malayu menandakan bahwa kerajaan tersebut terletak di wilayah kerajaan Malayu yang sebelumnya lebih tua sebelum diserap ke dalam mandala Sriwijaya. akhir abad ke-7, sehingga menunjukkan bahwa Dharmasraya adalah penerus Malayu. Dharmasraya menjadi kerajaan merdeka setelah kejatuhan Sriwijaya pada tahun 1025. ️Formasi Setelah invasi oleh Rajendra Chola I raja Kerajaan Chola dari Koromandel, kekuasaan dinasti Sailendra atas pulau Sumatera dan Semenanjung Malaya melemah.
Beberapa waktu kemudian muncul dinasti baru yang mengambil alih peran Dinasti Sailendra, yang disebut dengan nama Dinasti Mauli. Dharmasraya dapat dianggap sebagai penerus Sriwijaya. Prasasti tertua bertuliskan nama Maharaja Mauli adalah prasasti Grahi tertanggal 1183 yang ditemukan di Semenanjung Malaya Chaiya (Grahi), Thailand Selatan. Prasasti tersebut memuat perintah Maharaja Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa kepada bhupati (bupati) Grahi yang bernama Mahasenapati Galanai untuk membuat arca Buddha seberat 1 bhara 2 tula dengan nilai 10 tamlin emas. Nama seniman yang bertanggung jawab membuat patung tersebut adalah Mraten Sri Nano.
Prasasti kedua dari Dinasti Mauli muncul kira-kira seratus tahun kemudian pada tahun 1286. Prasasti yang bertuliskan nama Dharmasraya dan nama rajanya Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa muncul berasal dari abad ke-13, yaitu Prasasti Padang Roco yang ditemukan di sekitar hulu sungai. Sungai Batanghari (sekarang Kabupaten Dharmasraya di Sumatera Barat), tertanggal 1286. ️
___Wilayah Dharmasraya: Dalam naskah yang berjudul Zhufan Zhi (č«øčåæ) karya Zhao Rugua pada tahun 1225 disebutkan bahwa negara Dharmasraya memiliki 15 wilayah bawahan, yaitu;
- Che- lan (satu daerah di Indochina...?),
- Kia-lo-hi (Grahi, Ch'ai -ya atau Chaiya selatan Thailand sekarang),
- Tan-ma-ling (Tambralingga, selatan Thailand),
- Ling-ya- si-kia (Langkasuka, selatan Thailand),
- Ki-lan-tan (Kelantan),
- Ji-lo-t' ing (Cherating, pantai timur Semenanjung Malaya),
- Tong-ya-nong (Terengganu),
- Fo-lo -an (Muara sungai Dungun, sekarang daerah Terengganu),
- Tsien-mai (Semawe, pantai timur Semenanjung Malaya),
- Pa-t' a (Sungai Paka er, pantai timur Semenanjung Malaya),
- Pong-fong (Pahang),
- Lan-mu-li (Lamuri, sekarang Aceh),
- Kien-pi (Jambi),
- Pa-lin-fong (Palembang),
- Sin-to (Sunda),
Dan dengan demikian, wilayah San-fo-tsi membentang dari Kamboja, Semenanjung Malaya, Sumatera, hingga Jawa bagian barat.