Ilustrasi Foto: mytrip123
Salam dari ambo berketurunan Minang dari Kuantan (generasi ke-4), nasab lurus dari ayah ambo. Moyang sebelah ayah datang dari Kanagorian Simandolak, Benai, Kuantan, awal abad ke-20 ke Kepulauan Natuna.
Moyang dari sebelah nenek ambo ialah seorang pedagang yang dulu pernah menjadi ketua masyarakat Kampar-Kuantan di Pulau Midai, Kepulauan Natuna, sekitar tahun 1900-an.
Kuantan dikenali sebagai "Rantau Nan Kurang Oso Duo Puluah". Pada mulanya, terdiri dari:
- V Koto di Tengah: di bawah kekuasaan Datuk Bandaharo Lelo Budi bertempat di Kari. Terdiri dari Kari, Taluk, Simandolak, Siberakun, dan Sibuaya. Datuk Bandaro Lelo Budi bertempat di Kari.
- IV Koto di Hilir: di bawah kekuasaan Datuk Ketumanggungan yang berkedudukan di Koto Inuman. Terdiri dari Pangian, Basarah, Inoman, dan Cerenti. Disebut juga "Inoman negeri asa, Cerenti ujung tanah kerajaan, Baserah koto tuo, koto rajo."
- IV Koto di Mudik (IV Koto Gunung): di bawah kekuasaan Datuk Bandaro berkedudukan di Gunung. Negeri yang termasuk dalam federasi ini ialah Gunung, Toar, Teluk Ringin, dan Lubuk Terontang.
- Lubuk Jambi. Disebut "Gajah Tunggal", ujung tanah Minangkabau.
- Padang Tarap terletak di hulu Batang Kuantan, tidak jauh dari Lubuk Ambacang yang sekarang secara administratif masuk ke Kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatra Barat.
Tiap-tiap koto dikepalai oleh seorang penghulu, yang dinamai "penghulu segala penghulu". Salah seorang dari mereka dipilih menjadi pimpinan. Di atas penghulu yang dituakan itu ada lagi seorang datuk yang mengepalai Luhak, biasanya berkedudukan di ibu kota Luhak. Dia langsung diangkat oleh Raja Minangkabau yang tentu saja dari suku Koto-Piliang. Mereka ini disebut "orang Godang" yang langsung menerima perintah dari raja dan bertanggungjawab atas segala-galanya.
Dengan adanya perselisihan antara Datuk Patih dan Datuk Tumanggung, daerah Rantau Nan Kurang Esa Dua Puluh menjadi:
- IX Koto di Mudik, sepuluh dengan Pantai Lubuk Ramo.
- IX Koto di Hilir, sepuluh dengan Pantai Lubuk Ramo.
Ado satu penelitian yang paling lengkap tentang Kuantan. Penelitian itu dilakukan oleh seorang profesor Jepang di bidang Antropologi, yakni Prof. Kato Tsuyoshi, yang berjudul "The Localization of Kuantan in Indonesia: From Minangkabau Frontier to a Riau Administrative District". Di sana pun juga dijelaskan tentang penghijrahan orang Kuantan ke Pulau Tujuh (Kepulauan Anambas - Natuna). Untuk keperluan penelitian, Kato Tsuyoshi memang tinggal di Kuantan untuk beberapa saat.
Ambo meyakini bahwa moyang orang Kuantan kebanyakan turun dari Lintau dan Sijunjung. Nagari-nagari di Lintau ado nan bernama Tanjung Bonai (ada "Benai" di Kuantan), Taluak (ada "Taluak" juga di Kuantan), dan Pangian (ada "Pangian" juga di Kuantan). Kato Tsuyoshi pun menerangkan bahwa Batang Kuantan memang penghubung menuju Rajo Tigo Selo: Pagaruyung, Buo, dan Sumpur Kudus.
Disalin dari kiriman FB: Hajral Sofi