29. Kenangan waktu PRRI .



berfoto bersama
bergaya dengan seragam dan senjata baru

Pagi itu seperti biasa aku pergi ke pasar dekat rumahku dikampung Sungai Puar. Pasar itu bernama ”Balai Panjang”. Tiap pagi aku membeli ketupat sayur buat sarapan pagi. Dipasar itu aku melihat banyak orang bergerombol diwarung yang ada disitu. Diwarung atau Lapau itu, orang sambil meminum kopi dengan pisang goreng dan nasi ketan, sibuk membahas berita-berita yang sedang hangat pada waktu itu. 

Dewan Banteng mengeluarkan ultimatum buat Pemerintah Pusat untuk memenuhi tuntutannya, otonomi yang lebih luas, keadilan sosial ekonomi politik yang lebih baik. Letnan Kolonel Ahmad Husein sebagai ketua Dewan Banteng kemudian memproklamirkan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia [PRRI] yang menyatakan tidak tunduk lagi [kepada] Pemerintahan Pusat [di] Jakarta 


Berita yang disiarkan oleh RRI itu menjadikan suasana  politik menjadi memanas. Pemerintah pusat Jakarta menanggapinya dengan cara akan mengirimkan  pasukan untuk melakukan  operasi militer, yang kemudian diberi nama "Operasi 17 Agustus" yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani. Sasaran atau target operasi militer itu ialah merebut kembali pusat militer dan pemerintahan di Padang dan Bukittinggi. 

Aku yang waku itu masih duduk dikelas satu SMP, tidak paham benar apa yang sesungguhnya terjadi pada negeri ini. Tetapi tiap pagi dan sore aku melihat banyak pemuda-pemuda kampungku yang  berlatih beladiri dan baris berbaris. Serta juga latihan merangkak seperti tentara. [Kemudian] pada suatu hari aku melihat banyak tentara dari Batalyon 140 Bukittinggi datang ke kampungku membawa banyak perbekalan dan senjata yang sementara ditumpuk disekolah, kemudian  dibawa dikuburkan disuatu tempat yang tidak diketahui  di pinggang Gunung Merapi.

Aku mulanya tidak tahu apa maksudnya. Belakangan aku ketahui bahwasanya pasukan pemerintah pusat sudah mendarat di Kota Padang. Makanya pihak PRRI melakukan pemindahan gudang senjata dan perbekalannya keluar kota. Pasukan PRRI juga mengungsi keluar kota meninggalkan kota Padang. 

Dan kemudian aku lebih heran lagi ,setelah pasukan pemerintah pusat menduduki kampungku, tidak terjadi pertempuran apapun. Semua berlangsung aman, malah tentara yang selama ini ikut menyembunyikan senjata, sekarang sudah ikut bersama tentara pemerintah pusat, mengambil kembali senjata yang disembunyikan itu. Mereka membelot  atau memang sedang memainkan peran.

___________________________

Disalin dari : https://mantege.wordpress.com

__________________________

Kata dalam [] ditambahkan oleh Agam van Minangkabau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar