Pagi itu seperti biasa aku pergi ke pasar dekat rumahku dikampung
Sungai Puar. Pasar itu bernama ”Balai Panjang”. Tiap pagi aku membeli
ketupat sayur buat sarapan pagi. Dipasar itu aku melihat banyak orang
bergerombol diwarung yang ada disitu. Diwarung atau Lapau itu, orang
sambil meminum kopi dengan pisang goreng dan nasi ketan, sibuk membahas
berita-berita yang sedang hangat pada waktu itu.
Dewan Banteng mengeluarkan
ultimatum buat Pemerintah Pusat untuk memenuhi tuntutannya, otonomi
yang lebih luas, keadilan sosial ekonomi politik yang lebih baik.
Letnan Kolonel Ahmad Husein sebagai ketua Dewan Banteng kemudian
memproklamirkan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia [PRRI]
yang menyatakan tidak tunduk lagi [kepada] Pemerintahan Pusat [di] Jakarta
Berita yang disiarkan oleh RRI itu menjadikan suasana politik menjadi
memanas. Pemerintah pusat Jakarta menanggapinya dengan cara akan
mengirimkan pasukan untuk melakukan operasi militer, yang kemudian
diberi nama "Operasi 17 Agustus" yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani.
Sasaran atau target operasi militer itu ialah merebut kembali pusat
militer dan pemerintahan di Padang dan Bukittinggi.
Aku yang waku itu
masih duduk dikelas satu SMP, tidak paham benar apa yang sesungguhnya
terjadi pada negeri ini. Tetapi tiap pagi dan sore aku melihat banyak
pemuda-pemuda kampungku yang berlatih beladiri dan baris berbaris. Serta
juga latihan merangkak seperti tentara. [Kemudian] pada suatu hari aku melihat
banyak tentara dari Batalyon 140 Bukittinggi datang ke kampungku membawa
banyak perbekalan dan senjata yang sementara ditumpuk disekolah, kemudian dibawa dikuburkan disuatu tempat yang tidak diketahui di
pinggang Gunung Merapi.
Aku mulanya tidak tahu apa maksudnya. Belakangan
aku ketahui bahwasanya pasukan pemerintah pusat sudah mendarat di Kota
Padang. Makanya pihak PRRI melakukan pemindahan gudang senjata dan
perbekalannya keluar kota. Pasukan PRRI juga mengungsi keluar kota
meninggalkan kota Padang.
Dan kemudian aku lebih heran lagi ,setelah
pasukan pemerintah pusat menduduki kampungku, tidak terjadi pertempuran
apapun. Semua berlangsung aman, malah tentara yang selama ini ikut
menyembunyikan senjata, sekarang sudah ikut bersama tentara pemerintah
pusat, mengambil kembali senjata yang disembunyikan itu. Mereka
membelot atau memang sedang memainkan peran.
___________________________
Disalin dari : https://mantege.wordpress.com
__________________________
Kata dalam [] ditambahkan oleh Agam van Minangkabau