“Mendapat gelar Dr. Dalam ‘ilmoe tabib di Sekolah Tinggi di Amsterdam, t. Dr. Mochtar, asal dari Bondjol, Soematera Barat. (Nieuwe Rott. Crt.).”
***
Laporan majalah Pandji Poestaka, No. 24 dan 31, Tahoen V, 25 Maart 1927: 410 [Kronik]) tentang kesuksesan seorang putra Minangkabau asal Bonjol dalam meraih gelar doktor di bidang ilmu kedokteran di Universiteit van Amsterdam.
Nama lengkap anak Bonjol tersebut adalah Achmad Mochtar. Judul disertasinya adalah Onderzoekingen omtrent eenige leptospiren-stammen (101 halaman; ilustrasi) yang diterbitkan oleh Universiteits-Boekhandel yang beralamat di Brimburgwal 11 Amsterdam. Dr. Achmad Mochtar mempertahankan disertasinya pada hari Kamis 10 Februari 1927 pukul 4 sore.
Dr. Achmad Mochtar adalah salah seorang putra Minangkabau yang termasuk pionir dalam meraih gelar doktor di Eropa (Belanda). Tidak banyak penduduk pribumi Hindia Belanda yang berhasil meraih gelar teringgi akademik itu di luar negeri pada awal abad ke-20. Empat tahun sebelumnya, putra Koto Gadang, Mohamad Sjaaf, juga meraih gelar doktor di bidang medis di universitas yang sama dengan disertasi berjudul Vezelverloop innetvlies en oogzenuw di bawah bimbingan supervisor Prof. Willem Pieter Cornelis Zeeman (lihat: https://niadilova.wordpress.com/2014/03/10/minang-saisuak-166-dr-mohamad-sjaaf-doktor-minang-pertama-dalam-ilmu-medis-1923/).
Nama Dr. Achmad Mochtar kemudian diabadikan menjadi nama rumah sakit umum di kota Bukittinggi,….sampai sekarang.
Dr. Suryadi – Leiden University, The Nerherlands / Padang Ekspres, Minggu 28 Januari 2018
________________________
Disalin dari blog Engku Suryadi Sunuri: https://niadilova.wordpress.com