Salah satu kisah menjelang Pemberontakan PKI meletus di tahun 1965. Kisah-kisah seperti ini perlu didokumentasikan lebih lanjut. Hampir seluruh wilayah Indonesia, terutama yang kuat Islamnya mengalami kekejian dari simpatisan ataupun kader partai Komunis.
Di lain pihak, para Neo Komumis amatlah gigih hati mereka dalam merekam cerita-cerita selepas tahun 1965. Para Neo Komunis menjadikannya alat propaganda dalam kampanye mereka yang diberi judul "Genosida '65'.
Ini salah satu cerita ketika menjelang G30S PKI meletus :
Cerita dari bapak, simbok dan kerabatnya bahwa sebelum tahun 1965 banyak orang meronda sambil bernyanyi-nyanyi (malam hari Lur). Sebagian dari mereka melempari rumah di tepi jalan dengan batu sebesar kepalan tangan. Pakdhe saya terpaksa tidur di kebun. beberapa bulan, rumahnya ditandai silang merah besar. Ada beberapa orang yang dibunuh secara sadis dan jenazahnya ditinggalkan begitu saja. Dari kakak-kakak saya, ada guru yang mengajarkan bahwa minta lah sesuatu pada guru saja, jangan meminta pada Tuhan (berdoa).
Pakdhe, Budhe, Paklik, Bulik, dll juga banyak cerita tentang Kethoprak yang berjudul : Matine Gusti Allah, Gusti Allah Mantu dan berbagai judul aneh lainnya.
Di tempat saya Danrem dan wakilnya dibunuh (Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiyono), Tempat jenazah beliau ditemukan dibuat Monumen Kesaktian Pancasila
Disalin dari kiriman FB: Azwar Djindan
Pada: 30 September 2020