Demikianlah status Buya Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa menyikapi gaduh perkara seorang perempuan muda yang katanya perwakilan Provinsi Sumatera Barat dalam ajang pemilihan Puteri Indonesia. Rupanya ada yang tersengat dengan pendapat Buya tersebut, begini balasannya:
Kemudian Sang Buya menjawab dengan tegas komentar Indra Leon tersebut, begini jawapan beliau:
Ada orang yang menginginkan ulama mendinginkan suasana terkait Putri Indonesia Sumbar. Apakah saya diam saja, itulah cara mendinginkan ?
Atau saya harus menyetujui lomba-lombaan seperti itu, baru kemudian sejuk ?
Maaf sauadara-saudaraku !
Saya memang tak disumpah untuk menjadi ustadz, buya atau apapun ketika duduk sebagai guru di hadapan umat tapi pertanggung jawaban ilmu yang saya terima jauh lebih berat daripada sumpah jabatan.
Saya akan tetap mengatakan bahwa berbagai festival atau kompetisi yang manonjolkan kecantikan wanita dan mempertontonkan auratnya, adalah perbuatan terlarang dalam Islam dan tidak bersesuaian dengan adat mamakai di Ranah Minang !!!
Menyikapi kejadian perihal seorang perempuan muda nan jelita dimana katanya ia dilahirkan dan berasal dari salah satu bandar di provinsi tersebut, orang-orang Sumatera Barat sendiri terpecah. Ada yang membela ada yang menyayangkan. Tentu ini tidak terlepas dari bekal nan telah diberikan oleh bundo, mamak, serta ayah sebelum berangkat merantau. Agama bagi orang Minangkabau 'yang masih ada' di Sumatera Barat ialah landasan falsafah utama nan tak dapat dipertanyakan lagi. Segala nan bertentangan dengan Syari'at maka tak dapat diterima.
Namun, masa kini banyak orang tua di Minangkabau nan menggedangkan anak itik. Sungguh malang nasib bundo, dan bukan salah bundo mengandung. Cinta terkadang membuat para orang tua buta dan tanpa sadar si anak telah terjerumus karena kurang mendapat ajar.
Apa itu Sumatera Barat?
Apa itu Minangkabau?
Dan apa itu beauty contest?
Elok dikaji benar-benar, karena kebanyakan orang di kampung suka ikut-ikutan, "latah" kata orang Pulau Seberang. Ditambah para pembuat kebijakan di Ranah Bundo sudah semakin tipis Minangnya.
Tampaknya jalan telah dipindahkan orang yang lewat, timbangan sudah ditukar para pedagang. Minangkabau kini tinggal nama.