Pasar Ateh Bukittinggi Dulunya Koto Rang Agam
Kamis, 02 November 2017 - 11:56:18 WIB
Pasar Ateh Tempo Dulu (ist)
Laporan: Kasra Scorpi
Pasar
Atas atau Pasa Ateh Bukitting kembali terbakar Senin (30/10) untuk
ketiga kalinya, sekitar 800 petak toko dan kios ludes dengan kerugian
mencapai triliunan rupiah.
Pasar yang merupakan sentra ekonomi masyarakat Luhak Agam ini sejak berdiri
merupakan pasar ritel dengan sistem dagang konvensional berciri khas,
diwarnai "ago maago" antar penjual dan pembeli, di sekitar pertokoannya
berjualan pedagang kaki lima dengan aneka barang dagangan berupa
kuliner, produk kerajinan dan produk industri.
Wali
kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias pun kepada pers menyatakan tidak akan
membangun pasar modern seperti mal di bekas lokasi kebakaran. Sikap ini perlu diapresiasi.
Menurut
riwayatnya Pasar Atas didirikan pangulu nagari Kurai Limo Jorong dengan
nama Pasa Kurai pada Bukik Kandang Kabau sekitar tahun 1885, waktu itu
tempat berjual beli berupa lapak-lapak dari kayu beratap daun rumbia,
pasar ini diramaikan setiap Rabu dan Sabtu dari pagi hingga tengah hari.
Kemudian
1920 pemangku adat Kurai memutuskan menamai tempat itu dengan Bukik Nan
Tinggi karena terletak paling tinggi dari 27 bukit di daerah Kurai.
Dari nama inilah cikal bakal nama Bukittinggi. Kemudian disebut Pasar
Atas karena terletak paling atas dari pasar yang ada.
Untuk
menuju pasar atas yang berada pada ketinggian terdapat jenjang empat
puluh, jenjang minang, jenjang gantuang, dan jenjang gudang.
Pasar
ini berubah menjadi pasar terbilang modern sejak tahun 1890 setelah
pemerintah Belanda memperluas lokasinya dengan mendatarkan bukit dan
membangun los dengan bentuk atap melingkar yang oleh masyarakat disebut
dengan Loih Galuang, di sekitar Loih Galuang juga berdiri deretan toko
dengan konstruksi beton gaya Belanda.
Lalu pedagang Cina dan India berdatangan untuk berdagang ke Bukittinggi,
pedagang Cina diberi fasilitas di sebelah barat, kampung Cina sekarang
dan pedagang India/Kaliang berdagang di bagian utara, sekitar rumah
potong.
Pada
bagian Pasar Atas juga terkenal adanya Loih Lambuang, yakni los tempat
amai-amai menjual aneka kuliner khas daerah luhak Agam sebagai konsumsi
"lambuang"/perut, seperti lapek, onde-onde, godok batinta, cendol, bubua samba, nasi kapau dan sebagainya.
Aneka
produk lain masyarakat Luhak Agam yang dipasarkan di Pasa Ateh berupa
hasil kerajinan apa besi Sungai Pua, kerajinan emas dan perak Koto
Gadang, sulaman dan konveksi Ampek Angkek, karak kaliang serta karupuak
sanjai.
Dari
sekian banyak pasar di Bukittinggi, Pasa Atas tetap menjadi sentra
karena letaknya yang sangat strategis, dekat dengan Jam Gadang, Gedung
Tri Arga dan Taman Suaka Marga Satwa/Kebun Binatang.
Di
zaman kemerdekaan Pasa Ateh dijadikan pasar serikat Kurai Limo Jorong
dengan nagari-nagari dalam kabupaten Agam sehingga Pasa Ateh/Bukittinggi
disebut sebagai Koto Rang Agam. Oleh karena itu di Pasa Ateh dipasang
patung Harimau Agam, namun soal pasar serikat ini masih menyisakan
polemik antar kedua wilayah, Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi sampai sekarang.
Awal
tahun 1970-an los galuang terbakar, di lokasi kebakaran pemerintah orde
baru membangun pasar bertingkat yang memiliki ratusan kios tempat
pedagang menjual beraneka barang, sejak itu Pasa Ateh disebut dengan
Pasa Batingkek. Peresmianya dilakukan Presiden Soeharto tahun 1974.
Sejak berdiri pasar bertingkat telah mengalami kebakaran besar tiga kali yakni tahun 1995, 1997 dan Senin (30/10) lalu.
Kota Bukittinggi memiliki banyak Pasar, ada Pasar Lereang, Pasa Banto, Pasa Bawah, Pasa Aua Tajungkang dan Pasa Aua Kuniang. Namun Pasa Ateh tetap menjadi destinasi utama para pengunjung.
Kota Bukittinggi memiliki banyak Pasar, ada Pasar Lereang, Pasa Banto, Pasa Bawah, Pasa Aua Tajungkang dan Pasa Aua Kuniang. Namun Pasa Ateh tetap menjadi destinasi utama para pengunjung.
Pada Pasar Ateh berusaha ribuan pedagang dan pekerja. Oleh karena itu pembangunannya kembali perlu dilakukan secepatnya agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga.***
___________________________________
Disalin dari: https://www.harianhaluan.com
Diterbitkan pada tanggal 02 November 2017