5. Syair PRRI [4]



4. Pesawat terbang membakar musnah nagari Andoleh Baruah Bukik

Tentara Pusat selalu menang
Karena dibantu kapal terbang
Dari jauh pesawat datang
Tiada hambatan mampu menghalang

Saksi hidup yang masih ada
Sjamsir Sjarif lengkapnya nama
Kini bermukim di benua Amerika
Di Santa Cruz state California

Walau tidak memanggul senapang
Sjamsir Sjarif ikut berjuang
Sebagai kurir juru penerang
Ke banyak nagari Sjamsir datang

Memberi penerangan kepada rakyat
Agar tak gentar melawan Pusat
Karena Soekarno telah sesat
Harus diperangi sampai lumat

Ketika Sjamsir dari Lintau
Hatinya sedih sangat risau
Sebagai kenangan di masa lampau
Sjamsir menulis dari rantau

Hati agak badampong-dampong manurun dari Puncak Pato ka Andaleh Baruah Bukik, nagari tu tingga asok-asok jo abu rumah tabaka sajo lai. Rumah Gadang nan Ambo tumpangi lalok wakatu ka pai ka Selatan sabalunnyo pun indak ado bakehnyo lai karano dibom api dari kapatabang Pusek. Di sinan iyo titiak aia mato mancaliak dan maagak-i kama lah Rang Kampuang ka pai ijok ? Kalau ijok sajo lai tampek untuak pulang, tapi kini rumah-rumah untuak pulang tu alah habih jadi abu....?

Hati dag, dig, dug turun dari Puncak Pato menuju Andaleh Baruah Bukik, nagari itu tinggal asap dan abu saja lagi. Rumah Gadang yang saya tumpangi tidur ketika pergi ke Selatan sebelumnyapun tidak ada lagi bekasnya karena dibom api oleh kapal terbang Pusat. Ketika itulah menetes air mata memikirkan ke mana orang kampung akan pergi lagi. Kalau ijok (bersembunyi ke hutan) saja ada tempat pulang, tapi kini rumah rumah untuk pulang itu telah habis jadi abu..

14-8-2009

Santa Cruz, California
Sjamsir Sjarif

Walau tiada bukti kodak
Sebelum pesawat melepas tembak
Api menyala tak bisa jinak
Karena pilot menumpahkan minyak

Ketika udara panas menyengat
Temperatur lebih 30 derajat
Api menjalar sangat cepat
Tiada pencegahan bisa dibuat

Karena rumah musnah terbakar
Hidup sehari-hari jadi sukar
Tidur di tanah beralas tikar
Disertai derita menahan lapar

Kalau kebakaran terjadi di kota
Api dipadamkan oleh PBK
Musibah dikampung timbulkan sengsara
Tiada bantuan bisa diminta

Semua harta menjadi abu
Hidup serupa di rimba kubu
Kain tersisa selembar baju
Tiada pemerintah datang membantu

Andoleh Br. [baruah] Bukik dibumihanguskan
Habis semua harta kekayaan
Termasuk pula bahan makanan
Hanya baju tinggal di badan

Beginilah strategi saat berperang
Tentara Pusat tak berani datang
Nagari Andoleh lalu dipanggang
Dengan bom pesawat terbang

Pesawat Mustang cocornya merah
Terbang melayang sangat rendah
Menembakkan mitraliur bagaikan muntah
Peluru ditujukan ke segala arah

Warisan pusaka datuk datuk
Rumah godang beratap ijuk
Berkayu Surian tak mungkin lapuk
Kini hangus tiada berbentuk

Menjadi topik buah bibir
Rumah godang dinding berukir
Ukirannya rancak berulir ulir
Nilainya tinggi tak mungkin ditaksir

Tak mungkin ditaksir dengan rupiah
Begitu adat Minang-Ranah
Ketika rumah dibakar musnah
Harga diri menjadi rendah

Ketika perang menegakkan kebenaran
Orang Andoleh banyak berkorban
Ninik mamak beserta kemenakan
Nyawa dan harta jadi taruhan

Akibat nagari dilalap api
Bermacam kerugian telah terjadi
Tidak hanya kehilangan materi
Hewan ternak banyak yang mati

Ketika api tinggi menjulang
Terasa panas tidak kepalang
Binatang mati di dalam kandang
Kerbau dan Jawi hangus terpanggang

Rezim Soekarno bersalah besar
Saat sekolah ikut dibakar
Hilang sudah ruang belajar
Semua murid jadi terlantar

Setelah surau hangus membara
Tiada lagi kitab tersisa
Qur’an dicari kemana mana
Untuk pedoman belajar agama

_________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar