Sumber Foto: https://batam.tribunnews.com |
Oleh : Sjamsir Sjarif
Disalin dari: http://prri.nagari.or.id/kemenakan.php
Mendengar nama Munir yang bergelar Datuk Penghulu itu, saya ingat kepada
kawan yang bernama Datuak Panghulu (Basa?) yang berasal dari Kampung
Ampang Kaluak, Panampuang yang berkemungkinan dia adalah kemenakan
beliau.
Suatu kebetulan barangkali, keganjilan sejarah terjadi. Mamaknya mati ditembak oleh tentara Belanda waktu Agresi ke-2 tahun 1949. Kemenakannya mati ditembak OPR ketika pergolakan PRRI tahun 1958.
Datuak yang masih muda ini, adalah anggota Mobrig kompi Zadelberg
kebetulan melintas di Biaro dalam perjalanannya seorang diri dari Lasi
ke Panampuang. Dia dikejar, lalu membalas tembakan anggota-anggota OPR itu.
OPR yang berpakaian preman serta bersarung mengendap ngendap di Banda Nyiua, Biaro, kira kira 600 meter dari tempat saya berdiri melihatnya. Korban perang lainnya, kawan saya yang seusia; namanya si Jun dari Piliang Pasia Biaro, mati dianiaya Sidi anggota OPR.
Dulunya mereka sama sama tukang tukang dobi (strika pakaian) di Simpang Biaro. Kejadiaannya waktu peristiwa PRRI, tahun 1958. Ayah Si Jun juga mati ditembak Belanda tahun 1949, ketika agresi ke 2.
Santa Cruz, California 28 Februari 2011
__________________________
Disalin dari: http://prri.nagari.or.id/kemenakan.php