14. Syair PRRI [13]



13. Ibarat Menembak Setan Hantu di Rimba Anai

Tanpa tanggal maupun bulan
di akhir tahun lima delapan
perang di Anai baik diceritakan
untuk anak cucu jadi pelajaran

Pertempuran dahsyat di air mancur
tentara Pusat tak bisa mundur
konvoi pasukan hancur lebur
banyak prajurit yang mati gugur

Karena unggul dalam siasat
kemenangan PRRI sering dicatat
banyak korban di pihak Pusat
ketika terjadi pertempuran hebat


Beginilah strategi yang dipakai
saat penghadangan di Lembah Anai
waktu musuh sedang lalai
hutan digunakan untuk mengintai

Tempat sembunyi para pejuang
rimba dijadikan sebagai sarang
sambil berlindung dibalik batang
sebelum mereka turun menyerang

Para perjuang menunggu kesempatan
setelah konvoi tampak kelihatan
pelatuk Bazoka lalu ditekan
diikuti tembakan berbagai senapan

Walau banyak korban yang tewas
tentara Pusat tak bisa membalas
Posisi musuh tiada jelas
PRRI berlindung di hutan luas

Pesawat diminta datang membantu
Tiada jelas sasaran dituju
hutan rimba disiram peluru
ibarat menembak mahkluk hantu

Kalau menembak setan hantu
peluru habis beribu-ribu
perbuatan mubazir tidak perlu
dikatakan orang sangat lucu

Operasi AURI di bukit lembah
bukan pekerjaan masalah mudah
kalau terbang sangat rendah
bukit diterjang pesawat pecah

Menurut berita banyak beredar
entah gosip, entah benar
karena operasi sangat sukar
pilot asing lalu dibayar

Pemikiran Soekarno pernah terpeleset
Republik Indonesia ikut terseret
untuk berpihak ke Uni Soviet
dengan imbalan pilot dan roket

Termasuk pula orang Cina
kalau tak awas menjadi bencana
seperti Jepang dengan Belanda
pernah menjajah Nusantara

Pekerjaan gila lalu dimulai
harus dibersihkan rimba Anai
di bawah pimpinan Buyung Kirai
rakyat dikerahkan beramai-ramai

Buyung Kirai komandan OPR
Anak parewa, sering teler
Sangat pongah, merasa super
penunjuk jalan operasi militer

OPR dipimpin Buyung Kirai
memaksa penduduk beramai-ramai
membabat hutan di lembah Anai
sampai ke pinggir tepi sungai

Penduduk dikerahkan bergotong-royong
mereka datang berbondong-bondong
semak belukar lalu dipotong
tampaklah bukit kosong melompong

50 meter dari tepi jalan
di sebelah kiri maupun kanan
lapangan luas tiada kehidupan
tak ada mahkluk yang berkeliaran

Kalau berpikir tentang resiko
aturan tak boleh dibuat sembrono
membabat hutan berakibat galodo
bisa menimbun lapau dan toko

Sudah terbukti ketika perang
tempat berlindung orang Minang
bukan di dataran tanah lapang
tapi dirimba hutan yang lengang

Kita semua tak perlu ragu
pelajaran penting dari masa lalu
ketika Soekarno bertindak keliru
rimba dan hutan telah membantu

Kini hutan banyak dirusak
oleh kepentingan berbagai pihak
termasuk pejabat bersifat tomak
harus dilawan wajib ditolak

___________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar