Dilema Petugas Kesehatan

Ilustrasi Gambar: https://www.pikiran-rakyat.com
Pagi ini ketika saya mau area RS ada pasien atau keluarganya sedang debat dengan perawat kami, "tolong lah bu boleh saya minta maskernya?“ 

Saya dengar perawat kami menolaknya dengan halus dan menjelaskan bahwa masker yang dimiliki Rumah Sakit sangat terbatas dan diprioritaskan untuk pegawai kami yang memang memerlukan Alat Proteksi Diri (APD) saat bertugas. Jadi mohon maaf jika kami tidak bisa menyediakan masker untuk pasien dan pengunjung. 

Masalah lain yang belakangan muncul, hand sanitizer yang kami sediakan untuk pengunjung cepat sekali habis. Bahkan ada yang hilang. Ternyata diambil pengunjung atau keluarganya. Tolonglah kalau hand sanitizer habis juga bisa-bisa semakin sulit mengontrol infeksi yang memang sering timbul di RS.


Karena keterbatasan APD kami harus menjatah masker yang diberikan untuk staff kami saat bertugas. 'Surgical mask' harus bisa dipakai untuk sehari. Karena stoknya yang terbatas kami juga terpaksa menggunakan masker kain yang sebenarnya tidak di rekomendasikan digunakan petugas Kesehatan. Alat Proteksi lengkap yang disarankan digunakan untuk menangkal COVID19 harganya mencapai 1 juta untuk 1 set, itu dulu, sekarang di tawarkan hingga 2 juta. Padahal itu sekali pakai.

Masker N95 yang tadinya harganya cuma 12.5/pc kini melambung hingga 100 ribu lebih. 1 box seharga 2 juta. Gila... Banyak sekali yang mencari untung di saat krisis seperti ini. Padahal kalau sampai infeksi tidak terkendali, lantas para Petugas Kesehatan ini sakit yang akan rugi masyarakat itu sendiri.

Ada 1 saja Nakes yang terinfeksi COVID19 maka penularannya sangat tinggi ke populasi yang rentan yang sedang berobat ke fasilitas kesehatan tersebut. Jika sampai terjadi sangat mungkin klinik, puskesmas, atau RS terpaksa menutup pelayanan dulu.

Karena itu saya bersyukur sekali kemarin ada yang menyumbangkan surgical mask, baju Hazmat, dan masker N95 untuk RS kami. Bantuan itu sangat membantu. Terimakasih. 🙏🙏

Akhirnya untuk mengakali situasi, RS kami menggunakan Jas Hujan sebagai alat proteksi diri. Hal serupa dilakukan fasilitas kesehatan [faskes] lain diberbagai penjuru Indonesia. Jika menggunakan ini, percaya deh rasanya tidak nyaman, panas, pengap, googles kami seringkali berembun sehingga sulit melihat. Kami, saya harus bekerja seringkali 8 jam lebih mengenakan pakaian ini. Jadi tolong jangan ditertawakan. Jangan pula anda kemudian memborong jas hujan sehingga jadi langka di pasaran.

Kami sangat berharap wabahnya cepat usai. Salah satu cara yang bisa anda lakukan agar beban kerja kami tidak terlalu berat adalah dengan mengikuti arahan pemerintah. Kerja, belajar, ibadah dirumah. Hindari dulu keramaian sehingga penyakitnya tidak semakin menular.

Diam dirumah membantu
Doa anda membantu
Sumbangan APD anda untuk puskesmas, klinik, atau RS terdekat anda sangat membantu.

_____________________________

Disalin dari kiriman facebook Dr. Erta Priadi Wirawijaya Sp.JP
Pada tanggal 20 Maret 2020 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar