Sumber: https://www.facebook.com |
Sepemahaman
namun tidak serasa, tetap saja akan berbeda pandangan. Serasa tapi
tidak seperasaan tetap saja akan berbeda sikap dan pernyataan.
Jadi, tak mengherankan bila Rasulullah saw mengingatkan agar kebersamaan itu dimulai dari dalam (jiwa) yang berfungsi sebagai perasa yang melahirkan rasa atau syu'ur (شعور).
الأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
“Ruh-ruh itu (seperti) pasukan yang ditempa dengan ketentaraan, maka
yang saling kenal, akan menjadi harmonis adapun yang tidak saling kenal,
akan saling bertikai.” (HR. al-Bukhari dari 'Aiysah ra)
Memiliki rasa saja juga belum cukup tapi harus memiliki sensitifitas rasa yang disebut dengan perasaan/dzauq (ذوق) dan inilah yang harus diisi dan dikendalikan oleh "IMAN".
Wallahu a'lam.
Memiliki rasa saja juga belum cukup tapi harus memiliki sensitifitas rasa yang disebut dengan perasaan/dzauq (ذوق) dan inilah yang harus diisi dan dikendalikan oleh "IMAN".
Wallahu a'lam.
___________________________
Disalin dari: Facebook Buya Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa
Tanggal: 22 November 2019