Gambar: https://www.facebook.com |
“Kemerdekaan di antara Iyyaaka Na’budu dan Iyyaaka Nasta’iin”
Oleh: Buya Gursrizal Gazhar Dt. Palimo Basa
Aku ucapkan :
Selamat wahai negeriku, walaupun aku khawatir dengan keselamatanmu.
Aku sampaikan :
Selamat wahai bangsaku, meskipun berbagai kepentingan sedang mencabik-cabikmu.
Aku katakan :
Termaktub dalam tiang utama penyangga tegakmu bahwa kelahiranmu adalah berkat rahmat ilahi.
Entah nasib mana yang menunggumu ketika kehadiran nama Penciptamu menjadi tabu, membuat bisu dan diburu.
“Merdeka atau mati” menggulung dalam hati namun enggan tersusun menjadi
huruf, rangkaian kata dan susunan kalimat karena dalam kemerdekaanmu,
tak banyak yang menemukan kehidupan.
Terlalu mahal bila
“kematian” menjadi tebusan “merdeka dalam penindasan”, “merdeka dalam
pembangkangan kepada Pemberi Rahmat Kemerdekaan” dan “merdeka dalam
berbuat fasad dan kemungkaran”.
Entah kapan akan pulih
kesadaranmu wahai negeriku bahwa memproklamirkan kemerdekaanmu bukanlah
tujuan tapi jalan mencapai cita-cita yang menjadi dambaan yaitu:
“Sempurna dalam penghambaan kepada Allah swt Pemberi Kemerdekaan”.
Jika tuan-tuan mau, bacalah firman Allah swt:
{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ} [الذاريات : 56]
“Dan tidak lah aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menghambakan diri kepada-Ku”. (QS. 51:56)
______________________________________________
Disalin dari: Facebook Buya Gusrizal
Tanggal publish: 17 Agustus 2019
Tanggal publish: 17 Agustus 2019