Sumber Gambar: https://www.facebook.com |
( APD )#Rs. Darurat Covid-19 ( Wisma Atlit )
=================================!
Perhari ini, sejak diresmikan hari Senin yang lalu.[1] Pasien mulai berdatangan, dari yang sehat karena was-was (ODP-Orang Dalam Pemantauan) sampai yang berat dari rujukan Rs. Vertikal (positif Covid-19 dengan kemorbid). Pasien terdata total sudah hampir 250an, yang masuk di Rs. Covid-19. Kami yang disanapun bekerja extra keras. Karena semua serba darurat, serba tidak ada tapi diupayakan ada. Tambal sulam. Yah namanya juga Rs. Darurat.
Termasuk seluruh APD [Alat Pelindung Diri] ini, perhari ini pun APD mulai terkikis padahal baru berjalan hari Ke-4, kami kehabisan stock Masker N95. Menurut laporan, stock betul-betul kosong dipasaran. Tidak apa.. kami menggantinya dengan masker bedah 2-3 lapis. Hanya demi bisa menyelesaikan kewajiban kami terhadap pasien Covid-19. Soal safety atau tidak, ini sudah paling maksimal.
Jangan dikira pakai APD ini nyaman bagi kami, untuk meminimalisir penggunaan APD yg berlebihan, dan juga karena krisis stock di pasaran yang ibarat mencari berlian di lubang buaya. Kami hanya dibagikan satu setiap orang/shift. Bayangkan selama memakainya, jangankan makan dan minum, kebutuhan primer lainnya yang harus berhubungan dengan kamar belakang/ toilet ( Berkemih/BAB ) harus kami tahan selama 8-12 jam atau masa shift. Sungguh tersiksa. Yang tidak terbiasa terpaksa menggunakan pamppers atau pembalut berlapis. Atau bahkan kami tidak merasakan ingin berkemih sama sekali karena sudah puasa makan dan minum dimulai 1 jam sebelum masuk shift dan selama shift berjalan.
Belum lagi bekerja dengan kacamata googles juga luar biasa. Disaat berembun, jalan pun meraba - raba. Bayangkan yang sebelumnya matanya sudah minus atau silinder. Berat. Kami tak bisa mengusap atau menjernihkan kacanya. Ini kepatuhan protap dalam penggunaan APD.
Jika dalam menjalankan kewajiban kami saja, sudah segitu tersiksanya. Kami harus berhadapan dengan berbagai keunikan pasien dengan caranya.
Pandemi Covid-19 ini, tentu membuat kami juga takut. Siapa bilang tidak takut, dibandingkan profesi yang lain. Kami garda terdepan terpapar. Terinfeksi, jatuh sakit dan kemudian meninggal perlahan-lahan. Menyisakan duka bagi keluarga yg ditinggalkan dengan senyum kebanggaan atau senyum getir duka penyesalan. Untuk itu APD menjadi kewajiban, bukan dalam pelaksanaan tugas saja tapi hak perlindungan bagi tenaga medis. Jadi diluar sana, ketika saya masih harus melihat penggunaan APD yang tidak pada tempatnya, hanya bisa ngelus dada. Sedih.
Dengan segala upaya yang sudah kami lakukan, kami berharap masyarakat diluar sana juga ikut meluaskan hatinya untuk kami, mengerti bahwa kita sama-sama sedang berperang melawan Corona. Anda dirumah dan kami bekerja. Kita sama - sama memaksimalkan peran kita dengan tugasnya masing-masing. Lakukanlah hobi darurat, dan produktif dirumah. Bangun keintiman keluarga dengan sama-sama beribadah dan berdoa untuk Indonesia bisa bebas Corona secepatnya. Agar kita bersama bisa menatap wajah Indonesia tanpa kekalutan, kecemasan, kegelisahan lagi ketika harus keluar bekerja, atau hanya sekedar bermain ditaman.
Bagi yang merasa diri ODP, self karantina saja dirumah masing-masing. Selama 14 hari. Berpikir positif, jaga mentalnya dan jangan stress. Upayakan makan-makanan enak, tambahkan dengan multivitamin dan bila ada batuk ringan atau panas konsultasi dengan dokter terdekat/bisa memanfaatkan virtual konsultasi dengan dokter. Jangan berbondong-bondong mendatangi rumah sakit hanya ingin RAPID TEST, hanya akan memperburuk kondisi anda. Karena seharusnya ANDA SEHAT MALAH JADI POSITIF.
Ini Rs. Darurat bukan hotel. Hanya apartement bekas yang disulap dalam seminggu. Saya harus JUJUR..TIDAK ENAK. RUMAH TEMPAT TERNYAMAN, dan ITU TEMPAT PALING BAIK.
JAGA DIRI, JAGA KELUARGA YANG ANDA SAYANGI. BERSAMA KITA BISA BEBASKAN INDONESIA DARI CORONAš
________________________
Disalin dari kiriman facebook Tati Bangsa
Diterbitkan pada 26 Maret 2020
_________________________
Catatan Kaki oleh Agam van Minangkabau:
[1] Wisma Atlet Jakarta resmi menjadi Rumah Sakit Darurat Covid pada hari Senin tanggal 23 Maret 2020