11. Lembu menjadi Korban pada serangan udara di Guguak Sikaladi
Sebelum saksi meninggal habis
Jauda St. Bagindo ingin menulis
meskipun hanya beberapa baris
menggunakan syair kalimat puitis
Tiada korban yang sampai mati
di Guguak dekat Sikaladi
Pernah ditembak pesawat AURI
Bom meledak mengeluarkan api
Saat pesawat membom rumpun Bambu
Malang nasib seekor Lembu
Kena tembakan sasaran keliru
Dikira pejuang sembunyi di situ
Rumpun Bambu telah terbongkar
Tampak terlihat serabut dan akar
Batang dan daun lalu terbakar
Api menyala sangat besar
Lubuak Tan di Sungai Jambu
melalui darat sulit di serbu
pesawat udara datang membantu
menjatuhkan bom, menembakkan peluru
12. Serangan pesawat Udara di Balai Selasa (Agam) dan Koto Malintang
(50 Kota)
Sampai akhir 1958, daerah Agam Barat, dari Maninjau, Lubuk Basung sampai ke Tiku belum diduduki oleh Tentara Pusat.Daerah daerah luar kota masih dikuasai PRRI, dan suatu saat Asbir Dt. Rajo Mangkuto menemui kakaknya yang menjadi camat di Palembayan, sekaligus ingin bersilaturahmi dengan Demang Darwis, seorang bekas pejabat terkenal pada zaman Belanda yang ketika itu menetap di nagari Balai Selasa.
Asbir bersaksi suatu kejadiaan
Peristiwa terjadi di akhir 58
6 bulan sudah berkobar peperangan
AURI menebar biang ketakutan
Ketika Asbir pergi berkunjung
Menemui kakaknya saudara kandung
Beliau singgah ke suatu kampung
Balai Selasa dekat Lubuk Basung
Hari Selasa waktu pasaran
Banyak pedagang menunggu langganan
Tawar menawar biasa dilakukan
Penduduk larut dalam kegembiraan
Gembira berakhir tiba tiba
Terdengar deru pesawat udara
AURI datang tidak terduga
Manusia berlarian ke mana saja
Mulanya pesawat melintasi pasar
Tiada objek yang disasar
Tak lama waktu, hanya sebentar
Pesawat kembali setelah berputar
Melepas tembakan ratusan peluru
Ketika terkena permukaan batu
Benda keras saling beradu
Muncul partikel berujud debu
Saat peluru menyentuh tubuh
Ada yang langsung mati terbunuh
Ada yang beteriak menyebut aduh
Hilang semua sifat angkuh
Orang terbiasa mengucapkan zikir
Ketika maut telah hampir
Tiada lagi perasaan kuatir
Karena tak perlu olah pikir
Ketika maut telah hampir
Tiada lagi perasaan kuatir
Karena tak perlu olah pikir
Suatu ketika pukul satu siang Asbir Dt. Rajo Mangkuto turun dari persembunyian melewati Bukik Gadang di 50 Kota untuk menuju jorong Koto Malintang Nagari Sariak Laweh terlihat dari kejauhan sebuah pesawat datang dari arah utara Pasaman dan tepat di Jorong Koto Malintang menurunkan sebuah bom api dan membakar rumah penduduk.Kobaran api terlihat dari kejauahan, sebelas rumah terbakar yakni: rumah Sulija, Baina, Ganiah, Raila Jambak, Duani, Laina, Kamsinar, Gadih, Reda, Kadijah dan Nuru.
Kejadiannya sekitar bulan Agustus 1959.
Pukul 1 waktu siang
Ini terjadi di Koto Malintang
11 rumah hangus terpanggang
Setelah kampung dibom kapal terbang
___________________________
Disalin dari: http://prri.nagari.or.id/auri.php