Sumber: https://www.facebook.com |
“Serangga Dungu”
Kalau akal masih bisa digunakan maka cobalah untuk memahami tamsilan yang dipakai oleh Rasulullah saw dalam hadits beliau :
«مثلي كمثل رجل استوقد نارا فلما أضاءت ما حولها جعل الفراش وهذه الدواب التي في النار يقعن فيها وجعل يحجزهن ويغلبنه فيتقحمن فيها. قال: فذلكم مثلي ومثلكم، أنا آخذ بحجزكم عن النار هلم عن النار فتغلبوني تقحمون فيها». (أخرجه البخاري ومسلم).
«مثلي كمثل رجل استوقد نارا فلما أضاءت ما حولها جعل الفراش وهذه الدواب التي في النار يقعن فيها وجعل يحجزهن ويغلبنه فيتقحمن فيها. قال: فذلكم مثلي ومثلكم، أنا آخذ بحجزكم عن النار هلم عن النار فتغلبوني تقحمون فيها». (أخرجه البخاري ومسلم).
“Permisalanku adalah seperti seseorang yang menyalakan api, manakala api itu telah menerangi apa yang di sekitarnya, mulailah belalang dan binatang yang biasa mendatangi api terjatuh ke dalamnya. Dan mulailah orang tadi menahan mereka tapi mereka mengalahkannya dan masuk ke dalam api. Yang demikian itu adalah permisalanku dan permisalan kalian. Aku menahan ikat pinggang kalian agar tidak jatuh ke dalam api: “Kemarilah kalian, menjauhlah dari api”, tapi kalian mengalahkanku dan menghamburkan diri ke dalamnya.” (HR. Al Bukhariy dan Muslim)
Dari pemahaman itu, tentu kita bisa menilai manusia seperti apa yang menganggap risalah Allah swt yang dibawa oleh Rasulullah saw sebagai penjajah.
“Kalau bukan seorang yang memusuhi Allah swt dan Rasul-Nya, tentu ia tak lebih dari serangga dungu yang mengira kobaran api adalah sorga mempesona”.
_________________________
Disalin dari: facebook Buya Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa
Tanggal: 09 Oktober 2019