Foto: https://klasika.kompas.id |
Hajah Rangkayo Rasuna Said, lebih dikenal dengan nama H.R. Rasuna Said. Namanya diabadikan menjadi nama salah satu kawasan di Jakarta. Tidak banyak anak-anak Melayu dan Minangkabau masa sekarang yang mengenal dirinya. Kecuali tentunya bahwa beliau seorang Pahlawan Nasional.
Hajah merupakan gelar yang didapat karena beliau telah menunaikan Rukun Islam yang kelima. Sedangkan "Rangkayo" merupakan gelar sekaligus panggilan kepada perempuan Minangkabau yang sudah menikah.[1]. Dan Rasuna nama kecil pemberian orang tuanya dan kami yakin ialah nama ayahnya Muhammad Said.
Terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari dari nama beliau, dimana hal-hal tersebut telah hilang dari kehidupan kita sekarang. Pertama panggilan "Rangkayo" pada mulanya ditukar dengan panggilan "Nyonya" kini menjadi "Ibu". Kedua ialah meletakkan nama ayah di belakang nama, dimana kebanyakan nama orang Minangkabau pada masa dahulu hanya terdiri dari satu suku kata. Semestinya memakai "bin" atau "binti" untuk perempuan, namun kebanyakan orang Minangkabau tidak memakai kata tersebut melainkan langsung meletakkan nama ayah mereka di belakang nama mereka. Sehingga nama mereka yang pendek itu menjadi dua atau tiga suku kata.
Namun bukan itu yang hendak kami bahas pada tulisan kali ini. Tidak banyak diantara kita yang tahu bahwa tanggal 14 September 1910 (10 Ramadhan 1328 H) merupakan Hari Lahir dari Rasuna Said. Berasal dari Nagari Panyinggahan Maninjau Luhak Agam. Rupanya beliau delapan tahun lebih muda dari Bung Hatta.
____________________
Catatan Kaki:
[1] Lihat lebih lanjut: https://kamangagam.blogspot.com