[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Picture: Tropen Museum[/caption]
Woning van de resident in Fort de Kock, Sumatra. || Home of the resident at Fort de Kock, Sumatra. circa 1870.
We dont know yet the meaning of resident on this picture information. There are Colonial Officer who call as Mr Resident and Mr. Asistant Resident. Mr. Resident was head of province, Mr Asistand Resident was head of few Regency in province. Bukit Tinggi has capital of Padangsche Bovenlanden (Padang Uplands) and capital of Afdeeling Oud Agam (Old Agam Regency). The head of Padangsche Bovenlanden called Mr. Asistant Resident.
If we see this picture, this picture taken from Jam Gadang (Jam Gadang is not exist in 1879), and maybe there are Asistant Resident office and his house. This is because house of the resident of Bukit Tinggi is not like this. This house more like house of Dutch Colonial Officials.
In present time, this house and the office located at Bung Hatta Palace..
____________________________
Rumah warga (resident) di Bukit Tinggi, Sumatera. sekitar tahun 1870
Kami tidak yakin dengan maksud "residen" pada keterangan gambar ini. Hal ini karena terdapat pejabat Kolonial Belanda yang dipanggil dengan panggilan Tuan Resident dan Tuan Asisten Resident. Residen adalah Kepala sebuah Provinsi sedangkan Asisten Residen ialah kepala beberapa buah Kabupaten dalam sebuah provinsi. Bukit Tinggi ialah ibu kota dari Padang Darat dan juga ibu kota dari Afdeeling Agam Tua. Kepala dari Padang Darat dipanggil dengan panggilan Tuan Asisten Resident.
Apabila kita perhatikan gambar ini, tampaknya gambar ini diambil dari arah Jam Gadang (tentu saja Jam Gadang belum ada pada tahun 1870), dan mungkin bangunan yang tampak disana ialah Kantor Tuan Asisten Resident beserta rumahnya (pada bagian belakang). Rumah ini lebih mirip rumah yang dimiliki oleh pejabat kolonial pada masa itu.
Adapun dengan rumah penduduk pribumi Minangkabau tidak serupa itu. Kalaupun ada rumah yang dibangun tidak menggunakan gonjong lazimnya rumah asli orang Minangkabau setidaknya arsitektur dari rumah tersebut merupakan campuran dari Arsitektur Kolonial dengan Arsitektur Melayu. Hal ini tampak pada ciri rumah yang berupa rumah panggung, berlantai papan (walaupun ada sebagian yang membuat dinding dari batu bata yang direkatkan dengan batu kapur), memiliki beberapa hiasan berupa ukiran, dan lain sebagainya.
Pada saat sekarang rumah dan kantor itu terletak di lokasi Istana Bung Hatta..