Markt te Fort de Kock, Sumatra || Market in Fort de Kock (Bukit Tinggi)
The market atmosphere in Bukit Tinggi, the place, where this picture taken, and the year is unknown. Until now the traders has do the same thing but in another form. In the past the trader use katidiang and also th buyer. We can see how they to dress, all of woman used Baju Kuruang who has lost in present time.
The Bukit Tinggi goverment has make a regulation for the employees to used Baju Kuruang for woman in Friday but the new regulation from Ministry of Internal Affairs said that they should used "batik". Batik was from Java that is not known in Melayu Culture.
[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Picture: Tropen Museum[/caption]
[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Picture: Tropen Museum[/caption]
Markt te Bukittinggi, West-Sumatra, waar woensdags en zaterdags 40.000 mensen komen
Date: voor/before 1942 (voor of in) || Market in Bukittinggi, West Sumatra, where on Wednesdays and Saturdays 40,000 people come. Date: on / before 1942 (for or)
This is one of athmosphere of market in Bukit Tinggi, many mans and kids. In another picture, in first picture we just see the woman and this second and third picture we just see the man and boys there. We also can see the loos building in the background, is this in Pasa Ateh or another market in Bukit Tinggi? we dont know yet.
This market held twice in a week on Wednesday and Saturday every week. Until now this market was held in every Wednesday and Saturday in Bukit Tinggi
[caption id="" align="aligncenter" width="515"] PIcture: Tropen Museum[/caption]
Verkoop van kokosnoten op de markt (pasar) te Bukittinggi, West-Sumatra || Selling coconuts on the market (pasar) in Bukittinggi, West Sumatra.
Looked to their smile, the man has very ineresting when his picture taken and show two of coconut.
_____________________________________
Pasar di Bukit Tinggi.
Gambar ini memperlihatkan suasana pasar di Bukit Tinggi, namun tempat, dimana gambar ini diambil, serta tahun pengambilan tiada diketahui. Sampai sekarang para pedagang masih melakukan hal yang sama namun dalam bentuk yang berbeda. Dimasa lalu para pedagang menggunakan "katidiang" untuk membawa barang dagangan mereka dan demikian juga para pembelinya. Kita dapat melihat bagaimana cara orang dahulu berpakaian, semua perempuan menggunakan "Baju Kuruang" yang sudah hilang pada masa sekarang.
Pemerintah Bukit Tinggi pernah membuat sebuah kebijakan bagi para pegawainya untuk menggunakan Baju Kuruang pada setiap hari Jum'at. Akan tetapi peraturan terbaru dari Kementerian Dalam Negeri mewajibkan para pegawai untuk menggunakan batik. Batik berasal dari kebudayaan Jawa, sedangkan Kebudayaan Orang Melayu (termasuk Minangkabau) ialah Baju Kuruang bagi para perempuan.
Keterangan Gambar Ke-2 & 3: Pasar di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, diadakan setiap hari Rabu dan Sabtu, 40.000 orang datang. Tanggal; sebelum tahun 1942
Kedua gambar ini tampaknya diambil pada waktu bersamaan dan memperlihatkan suasana pada salah satu pasar di Bukit Tinggi pada hari pasar. Banyak orang datang termasuk laki-laki dan kanak-kanak. Pada gambar yang lain seperti pada gambar pertama kita hanya melihat kaum perempuan di pasar sedangkan pada gambar kedua dan ketiga ini kita hanya melihat kaum laki-laki dan kanak-kanak lelaki saja.
Kita juga dapat melihat beberapa loos di latar belakang gambar, apakah ini berada di Pasa Ateh atau pasar yang lain di Bukit Tinggi? Kami belum mengetahuinya.
Pasar ini diadakan dua kali dalam sepekan, setiap hari Rabu dan Sabtu. HIngga kini pasar di Bukit Tinggi masih diadakan setiap hari Rabu dan Sabtu
Keterangan Gambar ke-4: Menjual kerambil (kelapa) di pasar di Bukit Tinggi, Sumatera Bara.
Tengoklah kepada orang-orang yang berada dalam foto, llihatlah senyuman mereka. Salah seorang engku sangat bersemangat ketika difoto, mengambil dua buah kelapa memperlihatkan nya kepada kamera.