Sumber: https://www.facebook.com |
"Kusampaikan Risalah Ini"
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول الله و على آله و صحبه و من والاه
السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول الله و على آله و صحبه و من والاه
Kepada yang terhormat KH. Ma'ruf Amin.
Kita memang berbeda pandangan dari semula hiruk pikuk politik negeri ini. Kita juga berbeda tentang keberadaan Kyai dalam kepengurusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setelah maju bahkan setelah menjabat sebagai wapres.
Sebelum semua itu, kita juga berbeda dalam menyikapi berbagai persoalan termasuk permintaan maaf Sukmawati[1] di kantor MUI.
Sebelum semua itu, kita juga berbeda dalam menyikapi berbagai persoalan termasuk permintaan maaf Sukmawati[1] di kantor MUI.
Kita juga berbeda dalam menyikapi Islam Nusantara.
Namun dari sekian banyak perbedaan, sejauh perjalanan saya di MUI, yang tidak jarang terlibat dengan pembahasan-pembahasan perkara umat di tingkat pusat, tentu ada hal-hal yang kita sepakat.
Sekarang pun, saya masih berharap di balik berbagai perbedaan itu, ada yang kita sepakati yaitu Kehormatan Rasulullah SAW harus kita junjung tinggi.
Kita tentu tidak akan berbeda bahwa kecintaan kepada Rasulullah SAW adalah bagian dari keimanan bahkan iman kita berkait dengan cinta kita kepada beliau.
Namun dari sekian banyak perbedaan, sejauh perjalanan saya di MUI, yang tidak jarang terlibat dengan pembahasan-pembahasan perkara umat di tingkat pusat, tentu ada hal-hal yang kita sepakat.
Sekarang pun, saya masih berharap di balik berbagai perbedaan itu, ada yang kita sepakati yaitu Kehormatan Rasulullah SAW harus kita junjung tinggi.
Kita tentu tidak akan berbeda bahwa kecintaan kepada Rasulullah SAW adalah bagian dari keimanan bahkan iman kita berkait dengan cinta kita kepada beliau.
عن أنس رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال :« لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من ولده ووالده والناس أجمعين » [رواه البخاري ومسلم]
"Dari Anas bin Malik ra., bahwasanya
Rasulullah SAW bersabda: "Tidak beriman salah seorang di antara kalian,
hingga menjadikan aku lebih dicintai melebihi kecintaannya kepada
anaknya, bapaknya dan seluruh manusia.”(HR. al-Bukhari dan Muslim)
Nah Pak Kyai, melanjutkan paparan saya di atas, saya ingin meneruskan risalah umat kepada Pak Kyai. Mungkin Pak Kyai telah mengetahui bahwa wanita yang Pak Kyai maafkan dahulu, kembali berbuat ulah.
Saya tak berkeinginan menjawabnya karena isi pembicaraannya belumlah patut menyita waktu kita untuk memperdebatkannya. Jangankan dalam timbangan qiyas kajian ushul, selama manusia masih mau menggunakan akalnya, dengan timbangan nalar sederhana saja, tak akan mungkin pertanyaan seperti itu keluar dari mulutnya.
Hanya saja, saya juga tak mungkin diam karena aroma kebusukan kalimat-kalimat yang ia lontarkan membuat gaduh umat di negeri ini. Tajamnya makna narasi yang ia sampaikan, serasa sembilu menyayat hati umat yang masih memiliki Ghairah terhadap kehormatan Rasulullah SAW dan risalah yang beliau bawa.
Beberapa hari ini, bertumpuk risalah terhantar kepada saya, berisikan harapan agar bersikap dan memberikan pendapat. Setelah saya renungkan dan rasakan, tentu harapan mereka bukan hanya sebatas ucapan atau teriakan. Mereka menuntut agar hukum ditegakkan sehingga keyakinan umat Islam tidak dinodai.
Di samping itu, ketika membaca risalah demi risalah tersebut, terlintas kembali alasan sebagian orang yang mendorong Pak Kyai untuk berada dalam barisan penguasa. Mereka berhujjah, "Kekuasaan akan efektif untuk memperkuat posisi umat dalam rangka menjunjung tinggi 'izzul Islam wal mislimin".
Nah, Pak Kyai yang terhormat.
Nah Pak Kyai, melanjutkan paparan saya di atas, saya ingin meneruskan risalah umat kepada Pak Kyai. Mungkin Pak Kyai telah mengetahui bahwa wanita yang Pak Kyai maafkan dahulu, kembali berbuat ulah.
Saya tak berkeinginan menjawabnya karena isi pembicaraannya belumlah patut menyita waktu kita untuk memperdebatkannya. Jangankan dalam timbangan qiyas kajian ushul, selama manusia masih mau menggunakan akalnya, dengan timbangan nalar sederhana saja, tak akan mungkin pertanyaan seperti itu keluar dari mulutnya.
Hanya saja, saya juga tak mungkin diam karena aroma kebusukan kalimat-kalimat yang ia lontarkan membuat gaduh umat di negeri ini. Tajamnya makna narasi yang ia sampaikan, serasa sembilu menyayat hati umat yang masih memiliki Ghairah terhadap kehormatan Rasulullah SAW dan risalah yang beliau bawa.
Beberapa hari ini, bertumpuk risalah terhantar kepada saya, berisikan harapan agar bersikap dan memberikan pendapat. Setelah saya renungkan dan rasakan, tentu harapan mereka bukan hanya sebatas ucapan atau teriakan. Mereka menuntut agar hukum ditegakkan sehingga keyakinan umat Islam tidak dinodai.
Di samping itu, ketika membaca risalah demi risalah tersebut, terlintas kembali alasan sebagian orang yang mendorong Pak Kyai untuk berada dalam barisan penguasa. Mereka berhujjah, "Kekuasaan akan efektif untuk memperkuat posisi umat dalam rangka menjunjung tinggi 'izzul Islam wal mislimin".
Nah, Pak Kyai yang terhormat.
Kalau memang itu tujuan sebenarnya, saya hantarkan semua risalah itu melalui pesan ini. Semoga kekuasaan yang ada di tangan Pak Kyai saat ini, bisa digunakan untuk membela kehormatan RasulullahSAW. Jangan "maaf" pula yang Pak Kyai kemukakan karena berpantang orang tua kehilangan tongkat dua kali.
Rasulullah saw pun pernah bersabda;
لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ
“Tidak selayaknya seorang mukmin dipatuk binantang berbusa dari lubang yang sama sebanyak dua kali.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Akhirnya saya mohon maaf kalau risalah umat itu saya hantarkan melalui media ini karena berbagai pesan melalui lembaga, seperti bersorak di ruang hampa. Semoga pesan ini juga menjadi saksi bagi umat bahwa dengan singkatnya jangkauan tangan, saya telah berusaha menghantarkan risalah mereka.
والسلام عليكم و رحمة الله و بركاته
Akhirnya saya mohon maaf kalau risalah umat itu saya hantarkan melalui media ini karena berbagai pesan melalui lembaga, seperti bersorak di ruang hampa. Semoga pesan ini juga menjadi saksi bagi umat bahwa dengan singkatnya jangkauan tangan, saya telah berusaha menghantarkan risalah mereka.
والسلام عليكم و رحمة الله و بركاته
________________________
Disalin dari: Facebook Buya Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa
Tanggal: 19 November 2019
________________________
Catatan Kaki oleh Agam van Minangkabau:
[1] Sukmawati Soekarno Putri, salah satu anak perempuan dari Soekarno. Pernah beberapa kali mengeluarkan pernyataan menyudutkan Islam. Salah satunya ialah puisinya yang berjudul "Ibu Bangsa"