FB Israr Ali Centongmalinpanjang | Sebelum berdirinya Sriwijaya, wilayah Melayu 644-5M (Jambi-Kampar sampai ke Palembang) sudah mengirimkan duta besarnya ke Cina. Dalam perjalanannya, wilayah Melayu ini adalah bagian vital dari kemajuan dan kemunduran Sriwijaya, yang pada akhirnya Melayu tetap exis disaat-saat mundurnya Sriwijaya dan kembali pada jati dirinya sebagai Melayu.
Ini ditandai dengan wilayah Melayu Jambi-Kampar 1100M memerdekakan diri di akhir kemunduran Sriwijaya. Walaupun terjadi pergolakan semasa Adityawarman 1351M dengan isu punahnya Melayu 1377M oleh Pulau Jawa. Melayu kembali exis 1403M -1511 dengan berdirinya Malaka yang kaya (diperkirakan 140 kwintal emas kekayaannya), populasinya 40.000 meliputi; Pahang, Siak, Kampar, Rokan, Indragiri, Trengganu, Johor, dan Riau-Lingga.
Sekali lagi Kampar menjadi bagian dari priode tumbuh kembangnya Wilayah Melayu-Sriwijaya- Kesultanan Melayu Malaka sebagai bandar perdagangan sejak 644-1511M sekaligus pewaris kesultanan (yang dikenal dengan Kampa/sekarang Simpang Timun, dan Pekantua Kampar/sekarang Pelalawan).
During the troubled times following the decline of Funan we hear nothing of the little states of Indonesia; but in the middle of the seventh century several of these began to show signs of renewed activity. Malayu, on the river of Jambi, in Sumatra, sent an embassy to China in A.D 644-5. This state seems to have included the whole area from the Jambi-Kampar district to Palembang, and its port was either at the mouth of the Jambi or the Kampar. About the same time Taruma, in West Java, reappears, and we hear also of a new state, called Ho-ling, which sent an embassy to China in A.D 640. There is a conflict of opinion as to whether this tate was in Central Java or in Borneo. It is certain however that by A.D 732 there was well established in Central Java an Indianised kingdom whose king was called Sanjaya, and whose religion was Brahmanist.
---
Terjemahan [Google Translet]:
Selama masa-masa sulit setelah jatuhnya Funan, kita tidak mendengar apa pun tentang negara-negara kecil di Indonesia; namun pada pertengahan abad ketujuh beberapa di antaranya mulai menunjukkan tanda-tanda aktivitas baru. Malayu, di sungai Jambi, di Sumatra, mengirimkan duta besar ke Cina pada tahun 644-5 M. Negara bagian ini tampaknya mencakup seluruh wilayah dari Kabupaten Jambi-Kampar hingga Palembang, dan pelabuhannya berada di muara Sungai Jambi atau Kampar. Kira-kira pada waktu yang sama Taruma, di Jawa Barat, muncul kembali, dan kita juga mendengar tentang sebuah negara baru, yang disebut Ho-ling, yang mengirimkan kedutaan ke Cina pada tahun 640 M. Ada konflik pendapat mengenai apakah negara ini berada di wilayah Tengah. Jawa atau Kalimantan. Namun dapat dipastikan bahwa pada tahun 732 M, di Jawa Tengah telah berdiri sebuah kerajaan India yang rajanya bernama Sanjaya, dan beragama Brahmana.