Pict: Kerinci Time |
Induk Undang nan Delapan,
Pintu Salah nan Tujuh,
Pantang Larang nan Limo,
Induk Undang nan Duo Puluh,
Anak Undang nan Limo Puluh, dan
Ranting Undang nan Seratus
Anak Undang nan Limo Puluh
Artinya luka itu terbagi tiga: pertama, luko tinggi. Kedua luko rendah. Ketiga luko belung. Yang Luko Tinggi ialah luka tampak bekas membuat orang cacat yang tidak dapat ditutupi oleh pakaian dan lain sebagainya seperti kening, dahi, muka, wajah dan sebagainya. Adapun Luko Rendah ialah luka yang tidak tampak bekasnya dapat ditutupi oleh rambut dan pakaian seperti paha, punggung atas, kepala dan sebagainya. Luka Balung artinya berkuak daging, putuh urat, Rencong tulang atau luka dalam, lembam bengkak dalam yang tidak tampak menyebabkan orang pingsan atau tidak sadar diri.
Inilah yang dikatakan 'belah bangun' artinya separuh bangun, kalau Luko Tinggi dan Luko Tendah tidak perlu mengumpulkan keluarga atau suku. Cukup sesuai keadaan alo dan patut. Kalau Bangun dan Belah Bangun perlu dikumpulkan keluarga atau suku diundang. Nenek Empat Puyang Delapan Suku Duo Timbal Balik. Kalau Bangun menurut adat Limo Pusako Usang: jantan tujuh puluh kayu kain kapan, kalau betino delapan puluh kayu kain kapan bangunnya karena membunuh bibit.
Satu kayu dua puluh Gabung, satu gabung lebih kurang 1 ½ meter. Kalau Belah Bangun kurang lebih
separuh bangun atau separoh dari dari itu dan oleh diganti dengan uang sesuai situasi dan kondisi. Karena ada belembago yaitu iuran gunting/potong dikurangi sesuai keadaan alo dan patut. Lembam ditepung iram belembago yaitu bayar tepung petawa sesuai dengan keadaan.
02. Dosa bertobat minta maaf atau bermaaf-maafan.
03. Salah berutang kecik utang dibayar, gedang utang ditimbang atau minta pertimbangan.
04. Panjang tali nak melilit.
Artinya panjang akal atau pintar, busuk atau merugikan orang lain.
05. Runcing tanduk nak nyimba.
Artinya merasa diri mempunyai kelebihan menghina orang lain.
06. Gedang kaso nak nurong.
Artinya merasa diri orang hebat dan kuat orang lain ditindas.
07. Teraso gedong nak malando. [Terasa besar hendak melanggar]
Artinya merasa diri orang gedang [besar] atau pejabat pendapat orang lain diremehkan dan merasa bahwa dirinyalah yang paling benar.
08. Numpang tikap pengulu kanti.
Artinya mengambil nama baik atau berjasa atas dirinya.
09. Mampeh pahat mangun barito.
Artinya mendengar berita untuk dijadikan dasar hukum atau luka sudah sembuh, bekas sudah hilang baru menuntut pampeh.
10. Kerbau sikok duo sembelih. [Kerbau satu, dua kali disembelih]
Artinya satu perkara dua keputusan.
11. Biduk satu nahudo duo. [Biduk satu, nakhoda dua]
Artinya satu rumah tangga dua kepala keluarga.
12. Lain nak bengkak lain nan dicuil.
Artinya lain yang bersalah lain nan ditangkap.
13. Lain nan gilo lain nan dipasung [Lain yang gila, lain yang dipasung]
artinya yang diperkara lain keputusannya atau salah hukum.
14. Tedung tidak ngulang biso sawai dak ngulan anak
artinya yang benar tetap benar yang salah tetap salah.
15. Membunuh duo kali
artinya sudah selesai dengan baik kemudian diulangi penyelesaiannya.
16. Menjilat ayik lio kelantai [Menjilat air liur ke lantai]
artinya perkataan yang sudah terlanjur tidak dapat ditarik kembali.
17. Lain anjing nyalak, lain bewak tejun, lain biduk tasangkut, lain galah talentak
artinya lain keputusan lain pelaksanaannya atau tidak sesuai dengan keputusan.
18. Muat camuku lua biduk muat deh lua tiang
artinya meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya.
19. Kutik lua sangkak
artinya tidak berani menyampaikan pendapat berbicara luar forum.
20. Umah sudah, pahat bedengkang, api padam puntong berasap [Rumah sudah, pahat berdengkang - api padam, puntung berasap]
artinya barang yang sudah selesai tidak ada masalah lagi kita mengungkit masalah barang sudah selesai.
21. Najam duri keumpun
artinya membuat keresahan dan membuat orang tidak tentram/kondusif.
22. Besubok siang basambung malam [Bertemu siang, bersambung malam]
Artinya mencari kelemahan atau kesalahan orang untuk di beberkan.
23. Ngaji ateh kitab, maratap ateh bangkai [Mengaji di atas kitab, merapat di atas bangkai]
artinya mendengar keterangan saksi dan sesuai dengan bukti.
24. Tibo dimato dipicinngkan tibo diperut dikempeskan [Tiba dimata, dipicingkan - tiba diperut, dikempiskan]
artinya tiba pada dirinya atau keluarganya hukum tidak ditegakkan.
25. Tibo dipapan berentak
artinya pada orang lain hukum ditegakkan.
26. Tibo di duri bersetinjak
artinya memilih hukum.
27. Belah buluh, diatas diangkat di bawah di injak
artinya tidak adil ada uang perkara menang tidak ada uang perkara kalah.
28. Basibak mandidi kumpai, basisih mandi di lumut
artinya membeda-bedakan orang.
29. Beranak tiri beranak kandung
artinya memilih kasih.
30. Beruk dirimbo disusu, anak dipangkuan dibuang [Kera di rimba, disusu - anak dipangku, dibuang]
Artinya mana yang salah tetap salah mana yang benar tetap benar.
31. Berbudi makan berkelam
artinya pemberian untuk bersama tapi makan sendiri atau disembunyikan.
32. Tidak tajam taji makan, tidak tupang kait ngenai
artinya bermacam-macam cara asal tujuan tercapai.
33. Menghukum adil
artinya jujur.
34. Menimbang sama berat
artinya merata.
35. Menuko sama panjang
artinya mengukur sama panjang.
36. Membagi sama banyak.
37. Mati tungau sama-sama dicecah
Artinya sekecil apapun sama-sama mendapatkannya.
38. Mati gajah sama-sama dilapah
Artinya kalau besar atau banyak sama-sama beruntung.
39. Tunjuk lurus, kalingking berkait [Telunjuk lurus, kelingking berkait]
Artinya dia sangat baik, niatnya sangat jahat.
40. Pepat diluar runcing didalam
Artinya bicara/mulut manis hati busuk.
41. Membelah nan bulat mengeping nan bundar
Artinya merubah hasil musyawarah dan mufakat tidak diindahkan atau mematuhinya.
42. Tidah tahukum pecat salah hukum pecat
Artinya tidak bisa menyelesaikan masalah atau perkara atau salah penyelesaiannya atau tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
43. Tungau diseberang tampak gajah dipelupuk mata tidak tampak
Artinya sekecil apapun salah orang lain tampak sebesar apapun kesalahan dirinya tidak tampak.
44. Tungkat mambao untoh junjung mambao rebah [Tongkat membawa untung, junjung membawa rebah]
Artinya mengharap bantuan pembelaan kepadanya kiranya dialah yang membuat kita jatuh atau kalah.
45. Paga makan tanaman [Pagar makan tanaman]
Artinya dia sebagai pemimpin atau pelindung dan dia pula yang memeras atau makan uang rakyatnya.
46. Hanyut dipanjat jatuh diperenang
Artinya jatuh karena perbuatannya sendiri atau pelanggaran terhadap undang-undang.
47. Awak yang meneyembelih awak pula yang menampung darah
Artinya salah guna hak jabatan.
48. Kecik banamo gedang begala [Kecil bernama, besar/dewasa diberi gelar]
Artinya yang dituakan orang adat atau pemimpin dan tokoh masyarakat harus menjaga wibawa.
49. Rincah dimulut mati hati\ cerdik bakato bingung berakal [Lincah di mulut, mati hati - Cerdik berkata-kata, bingung berakal]
Artinya dia bodoh mengatakan dirinya pintar, tidak tahu mengatakan tahu, tidak mengerti mengatakan dirinya mengerti.
50. Muat nan pepat diateh nan pepat\ muat nan runcing diatas nan runcing [Muat yang pepat di atas yang pepat, Muat yang runcing di atas yang runcing]
Artinya membuat adat dalam adat membuat desa dalam desa membikin pemerintahan dalam pemerintahan