![]() |
Foto: wikipedia |
Disalin dari kiriman FB Mamok Kincai
Kutipan Dari Tembo Kerinci TK 140 .
Prihal: Bermula perang Indrapura dgn Belanda ( Walanda )
Zaman Sultan Sultan Permansyah ...Zulhijjah sanah 1022 H
Sudah 1443 - 1022 = 421 tahun H...berlalu ...
Kisah Yang dipertuan Sultan Permansyah tatkala di atas kerajaan adalah masa itu sudah pindah dari Taluk Air Manis/ kepada istana Muara Betung dan Negeri Jayapura telah bertukar namanya Inderapura. Masa itu adalah seorang anak raja/dari Inderapura itu bernama Sultan Galumat. Kemudian dari pada kerajaannya telah dibuang oleh rapat menteri/ sebab tidak tertahan oleh isi negeri daripada sangat gagah dan perkasa Sultan Galumat itu di/ kira-kirakan orang tidak kurang di dalam empat lima hari seorang manusia mati dibunuhnya.
Maka Baginda/ itu sampailah ke Kerinci pada rumah Dupati Raja Muda itu dan dipeliharanyalah seperti patut oleh Raja Muda/ itu. Dalam antara itu maka adalah Sultan Galumat berbuat taksir pula, jadi hamillah perempuan yang memelihara makannya. Kemudian maka dinikahnya, adalah sekira-kira sampar mad, maka lahirlah anak daripada perempan itu laki-laki yang tiada berlainan dengan/ rupa bapanya, di belakang Sultan Galumat telah turun ke Palembang. Setelah sampai usia anak Sultan Galumat itu kira2 enam/ tahun, maka iapuan berdirilah menjadi Raja Muda pula.
Maka tersebut pula ihwal negeri Inderapura itu. Dengan takdir/ Allah ta’ala maka datanglah perang, jadi selisih di antara Yang dipertuan Sultan Permansyah dengan Kempani Walanda. Telah/ sampailah tiga tahuan berperang itu, maka Yang Dipertuan Sultan Permansyah undurlah ke Batayan pada kampung Yang Empat/langgam, serta Yang Dipertuan pun teringatlah akan sumpah setia yang diperbuat nenek moyang di atas Bukit Tinjau Laut./ Maka menyuruhlah Yang dipertuan ke Kerinci.
Setelah itu maka turunlah Raja Muda itu duduk pada Negeri Inderapura sembilan bulan sebelas hari pada tanah Batayan kampung yang/ empat langgam. Dengan takdir Allah ta’ala berhentilah peperangan itu dan amanlah negeri. Maka Yang Dipertuan membaharu sumpah setio dengan Raja Muda/ itu pada hari Arba’ di atas Pulau Persumpahan, tatkala maniti di balakang buaya kumbang di kanan dimudiknya pohon telang kuning, dihilirnya/ kubangan batu berduri, didaratnya pasir genting Dusun Pasir di bawah nibung ditaku raja, supaya jadi kenyataanlah negeri Inderapura/ dangan Kerinci jadi satu.
Akan Sengada tuha hulu balang itu, dibawalah serata bersumpah setio serata dikurnia memakai gelar Raja Simpang Bumi Berdarah/ Putih, sebab daripada sangat kasih Raja Muda itu, terlebih redlanya Yang dipertuan pun sangat kasih pula akan Sengada itu karena yakinnya/ memeliharakan anak Yang Dipertuan Puteri Jilan serta diberilah kurnia sapucuk bedil, sebilah keris, suatu momongan serta kepeng tembaga/ kalung Puteri Jilan itu. Jadi kenyataan dia sangat berani akan jadi pagar parit Raja Muda. Dan tatkala itu bertambahlah gelar Raja Muda itu/ Baginda Raja Muda. Dengan itu dinyatakan asal-asal kedatangannya dari Inderapura turun dari Minangkabau.
Yang dipertuan Sultan Permansyah dengan/ Baginda Raja Muda membaharui sumpah setio di atas Pulau Persumpahan pada hari Arba’ dua belas hari bulan Zulhijjah sanah 1022 (?) wallahu a’lam.