Pada awalnya tiada suku biduanda...hanya setelah berkahwin dengan perantau Minangkabau baru wujud. Namun ada juga sejarawan yang keliru mengatakan sebelum tiba perantau Minangkabau, Suku Biduanda sudah wujud. sedangkan yang wujud adalah klan2 [suku] orang asli dari pelbagai suku contohnya Temuan, Temiar, Besisi dll.
Setelah ujudnya suku biduanda hasil perkawinannya antara orang Minangkabau dan suku asli seperti temiar, temuan, bersisi dalam perkembangannya banyak pula Lahir Suku Milenial Biduanda baru yaitu Biduanda Jawa.
Nah.. kenapa di bilang Suku Biduanda Jawa, ini sejatinya sama dengan identitas status diakui ketika dulu Biduanda Jawa bermula dari anak yang dilahirkan oleh isteri Datuk Laut Dalam.
Dikatakan isterinya orang Jawa dari Melaka, sementara Datuk Lelo Balang beristeri Tok Bungkal dari Suku Jakun jadi suku anaknya bersuku Biduanda Jakun. Jakun ini pula nama asli kepada suku orang asli di Rembau ketika itu.
Menarik perbincangan kita dalam menelusuri Sejarah orang-orang Jawa Berhubungan grup ini adalah pembahasan alam adat Minangkabau kita merujuk pula kepada Sejarah Kampar. Kita tidak pernah menafikan keberadaan orang-orang Jawa di Kampar sama halnya dengan Sejarah Negeri sembilan ianya datang dalam perkembangan masa ke masa walupun jumlahnya sangat sedikit tapi mereka ada sebagian kecil (perantau milenia Jawa) ke Kampar tidak masuk suku dan sebagian yang Lahir turun temurun ada yang masuk suku, Berkodim, Melakok istilahnya ataupun ada kepentingan penguasa baik partai, pejabat daerah atau provinsi yang mencoba masuk dengan istilah masuk suku di Wilayah adat istiadat Minangkabau (Kampar).
Semoga tulisan ini membantu ahli Untuk menggunakan mindset milenia dalam penelusuran Sejarah berkaitan dengan Jawa baik di Negeri sembilan maupun di wilayah Kampar.
Disalin dari kiriman FB Sarilomak Minangkabau
Baca juga:
- Norhalim Hj.Ibrahim. Some Observation on Adat and Adat Leadership on Rembau Negeri Sembilan. Souteast Asia Studies. Vol.26 No.2 September 1988
Foto: bukalahr.blogspot.com