[caption id="" align="aligncenter" width="600"] Muhammat Attar [Picture: Sindonews.com][/caption]Muhammad Attar was the name who gift to him when he was born, but people know him as Mohammad Hatta. He was born in Bukit Tinggi at August 12, 1902 with suku (clan) Jambak from Aua Tajungkang Bukit Tinggi.
[caption id="" align="aligncenter" width="330"] Picture: Wikipedia[/caption]
One of the highest leader with his friend Soekano, both them proclaim the Indonesia Independence at August 17, 1945. His grandfather from father side was Ulama in Minangkabau called Syech Batu Hampar in Luhak Limo Puluah Koto. He also has a techer who teach him about Islam when he was kid, he is Syech Moehammad Djamil Djambek have a surau in Kampuang Tangah Sawah.
After continued his study in Netherlands, he spend his life in rantau. Back to Indonesia and become one of leader political party and political movement. A few time punished by colonial goverment, like discarded with Soetan Sjahrir to Maluku and Irian (Boven Digoel-Papua).
__________________________
Muhammad Attar merupakan nama yang diberikan tatkala ia lahir ke dunia ini, namun orang-orang di negara ini lebih mengenalnya dengan nama Mohammad Hatta. Dia lahir pada tanggal 12 Agustus 1912 di Bukit Tinggi bersukukan Jambak dari Aua Tajungkang Bukit Tinggi.
Merupakan salah seorang pemimpin tertinggi pada masa revolusi, bersama kawannya Soekarno mereka memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Kakeknya dari fihak ayah merupakan salah seorang ulama di Minangkabau, biasa dipanggil dengan panggilan Syech Batu Hampar di Luhak Limo Puluah Koto. Dia juga memiliki seorang guru yang mengajarinya ilmu agama tatkala kanak-kanak, beliau ialah Syech Moehammad Djamil Djambek yang memiliki sebuah surau di Kampuang Tangah Sawah.
Setelah melanjutkan pelajaran ke Negeri Belanda, beliau lebih banyak menghabiskan waktunya di rantau. Kembali dari Indonesia ia menjadi salah seorang pemimpin partai politk dan pergerakan politik. Pernah beberapa kali dihukum oleh pemerintah Kolonial Belanda. Seperti di buang ke Maluku (Banda Neira) bersama Soetan Sjahrir dan ke Irian (Boven Digul-Papua sekarang)
Moehammad Attar
By -
April 29, 2016
0
Tags: