
This fortress build by Captain Bauer and he named it Fort de Kock, belong to his Great Commander on Batavia. The General has came to Minangkabau and visit Bukit Tinggi at once and he suggest to his officer to make an agreeman with the Minangkabau People who known as Plakat Panjang. They won this war with this agreeman.
________________________
Baron Markus Hendrik de Kock adalah seorang Letnan Gubernur Jenderal Hindia Belanda dalam masa 1826-1830. Dimasa kepemimpinannyalah Perang Diponegoro dan Perang Paderi Pecah. Untuk memenangkan pertempuran dengan Rakyat Minangkabau, pihak Belanda memiliki strategi yakni membangun benteng di tempat yang strategis. Salah satu dari benteng mereka terletak di Bukit Tinggi di atas sebuah bukit yang bernama Bukit Jirek dan benteng tersebut dikenal dengan nama Benteng (Fort) de Kock.
Benteng ini dibangun oleh Kapten Bauer dan dia memberi nama Fort (Benteng) de Kock, dia menamai benteng tersebut dengan nama Komandannya Jenderal de Kock. Jendral de Kock pernah datang sekali ke Minangkabau, dimasa Perang Paderi berkecamuk. Karena melihat ganasnya jalannya peperangan dan cemas dengan kekalahan yang mungkin saja diderita oleh fihak mereka maka Jenderal de Kock menyarankan agar membuat perjanjian dengan Orang Melayu (Minangkabau) ini. Perjanjian itu dikenal dengan nama Plakat Panjang. Mereka memenangi pertempuran dengan mengandalkan perjanjian ini.