Sumber Gambar: https://id.pinterest.com |
“Pasar Derma jang diadakan oléh Bestuur Studiefonds Minangkabau di Fort de Kock, bersamaan dengan patjoean koeda, ada berhasil baik; pendapatan malam pertama dan kedoea soedah sampai berdjoemlah f 3363,41 (Sin. Sum)”.
***
Laporan majalah Pandji Poestaka No 49, Tahoen V, 21 Juni 1927, hlm. 824 [rubrik Kroniek], merujuk kepada harian Sinar Sumatra, tentang kegiatan pasar derma yang diadakan oleh Studiefonds Minangkabau (Yayasan Beasiswa Minangkabau) di Fort de Kock (Bukitingggi).
Kegiatan seperti ini hampir setiap tahun diadakan oleh Studiefonds Minangkabau sejak berdirinya pada tahun 1920. Dana yang berhasil dikumpulkan dimasukkan ke dalam kas yayasan ini yang coba ditambah setiap tahunnya melalui kegiatan serupa.
Menyimak laporan di atas, dapat dikesan bahwa kegiatan pengumpulan dana ini diadakan bersamaan dengan acara pacu kuda. Pasar derma itu sendiri adalah acara keramaian dengan menjual aneka produk dalam negeri yang mengikutsertakan pemuka-pemuka masyarakat dimana uang yang diperoleh dari penjualan barang-barang disumbangkan kepada Studiefonds Minangkabau. Tampak bahwa hasil gotong-royong mengumpulkan uang itu cukup besar jumlahnya: mencapai 3363,41 gulden.
Studiefonds Minangkabau adalah sebuah perkumpulan (vereeniging) yang bertujuan menghimpun dana untuk membiayai pendidikan anak-anak Minangkabau yang ingin melanjutkan sekolah mereka di sekolah-sekolah sekuler ala Belanda/Eropa. Yayasan ini tidak meminta uang bantuan kepada Pemerintah Kolonial Hindia Belanda karena jika itu dilakukan akan membatasi kemerdekaan atau independesinya.
Pengurus Vereeniging Studiefonds Minangkabau (V.S.M.) terdiri dari: [Nawawi] Soetan Ma’moer (Penasehat/Adviseur), Soetan Saripado (ketua/voorzitter), Bagindo Besar, Wakil ketua/Ondervoorzitter), Lie Goan Ho (Sekretaris), Datoek Batoeah, Datoek Mangkoeto Sati, Sampono Kajo, Soetan Baheramsjah, Liem Tjioe Hien, Soetan Radjo Amas, Datoek Radjo Ibadat, Soetan Iskandar, Toean Scheffer (kepala sekolah HIS Fort de Kock), Liem Keng Goan, Sekretaris baru) (Pandji Poestaka, No.9, TAHOEN IV, 12 Februari 1926:188-189). V.S.M. menjadi salah satu bukti antusiasme orang Minangkabau untuk menuntut ilmu di sekolah-sekolah sekuler ala Eropa/Belanda di awal abad ke-20. Dari susunan pengurus V.S.M. itu dapat dikesan bahwa yayasan ini melibatkan orang-orang Minangkabau yang bekerjasama erat dengan rekan-rekan mereka dari etnis Tionghoa. Dari penelusuran lebih jauh dapat diketahui bahwa mereka berasal dari latar belakang pendidik (intelektual) dan saudagar.
V.S.M. dengan berbagai kegiatannya adalah salah satu bukti sejarah penting tentang proses literasi, penerimaan sistem pendidikan sekuler ala Barat/Belanda, dan pemodernan etnis Minangkabau di akhir Zaman Kolonial.
Dr. Suryadi – Leiden University, the Netherlands / Padang Ekspres, Minggu 8 September 2019
_____________________________
Disalin dari blog Engku Suryadi Sunuri: Niadilova. wordpress.com